Cerca nel blog

domenica 12 novembre 2017

Suara keheningan


Hari Beatifikasi M.Pia Mastena

Konsili Ekumenis Vatikan II menegaskan kepada kita kebenaran tentang orang kudus: « Para pengikut Kristus dipanggil Allah dan dibenarkan oleh Kristus Yesus bukan karena jasa mereka, melainkan menurut gambaran serta rahmat dari Dia, yang dalam pembaptisan mereka telah menjadi anak-anak Allah serta pewaris kerajaanNya, oleh sebab itu  mereka adalah kudus. Maka, dengan bantuan Allah, hendaknya mereka memegang teguh dan menyempurnakan dengan hidup mereka kekudusan yang telah diterima»
    Kekudusan Beata Maria Pia Mastena bukanlah  kekudusan yang dicapai melalui sikap devosi yang tidak dipahami, melainkan didasari oleh keterbukaan dan asimilasi Sabda Allah dan Ekaristi: “Yesus berkata:«Carilah Kerajaan Allah dan keadilanNya maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu». Maka itu, marilah kita mencari kekudusan: jika kita menjadi orang kudus, maka segala sesuatu akan berlimpah kepada kita…
Oleh karena itu berjuanglah… dan berusaha untuk menjadi kudus”.
Marilah kita berlari di atas jalan Yesus, mendengarkan suaraNya yang tanpa henti-hentinya berbicara kepada kita, menyerukan kita kepada kekudusan: “Jiwa yang begitu melekat kepada Yesus-Hostia, tidak akan pernah mengatakan cukup. Dia mendengarkan Yesus yang berkata tentang misteriNya, dalam penderitaanNya yang kudus: «Jadilah kudus sebab Aku adalah Kudus» …” 
 «Roti mistik ini memberi hidup dan kekuatan untuk menanggung penderitaan dan kesulitan; yang dengannya kamu dapat bertahan dalam pergulatan harian dan akan menjadikanmu lemah lembut dan rendah hati terhadap teguranteguran, semakin sabar dalam kesukaran, semakin berkobar dalam cinta, semakin siap sedia dalam ketaatan, semakin bersemangat dalam mengucap syukur, semakin murah hati dalam berkorban, semakin bersukacita dalam penderitaan, semakin kristen, semakin kudus, semakin sempurna dalam segala hal. Namun semua itu akan terlaksana bila dalam keheningan …. Hendaknya kau biarkan Dia berkarya»
  «Program umum kekudusan:
Titik awal: kerendahan hati
Tujuan yang harus dicapai: Cinta kasih yang sempurna
Sarana yang diperlukan: sikap berjaga-jaga, doa, matiraga
 Hendaknya setiap hari lebih baik daripada hari sebelumnya» ( Beata M.Pia Mastena )

Paus Fransiskus juga terus menyerukan kepada umat kristiani, terutama kepada setiap kita untuk berjalan di jalan yang biasa tapi kudus yang melewati Sabda Bahagia:
«…Kita merayakan pesta kekudusan. Segua kekudusan yang seringkali tidak tampak dalam karya-karya besar ataupun kesuksesan yang luar biasa, melainkan kekudusan yang tahu menghayati dengan setia tuntutan-tuntutan Sakramen Permandian. Segua kekudusan yang dibentuk oleh cinta kepada Allah dan sesama. Cinta setia sehingga melupakan diri sendiri dan memberi diri seutuhnya kepada sesama, sama seperti hidup orangtua yang mengorbankan segala sesuatu bagi keluarga, menyangkal diri dengan segenap hati, meskipun tidak selalu mudah, terhadap banyak hal, banyka rencana ataupun program pribadi.  Namun ada satu hal yang menjadi karakteristik para kudus, yaknimereka sungguh bahagia. Mereka telah menemukan rahasia sukacita otentik, yang berdiam di dalam relung jiwa dam memiliki sumber dari cinta Allah. Untuk itu para kudus dimena senagai yang berbahagia.
Sabda bahagia adalah hidup mereka, tujuan mereka menuju tanah air surgawi. Sabda Bahagia merupakan jalan hidup yang ditunjukkan oleh Tuhan, agar kita dapat mengikuti jejaknya... Sabda Bahagia merupakan kartu pengenal sporangi pengikut Kristus yang mengidentifikasikan dirinya sebagai pengikut Kristus. Kita semua dipanggil untuk menjadi yang berbahagia, pengikut Kristus, yang menghadapi penderitaan dan kecemasan di zaman ini dengan semangat dan cinta Yesus. Dengan kata lain kita dapat menghidupi situasi-situasi baru denganpenuh semangat dan selalu aktual:
berbahagialah mereka yang dengan penuh iman menanggung penderitaan yang ditimpakan oleh orang lain dan yang mengampuni mereka dengan setulus hati;
berbahagialah mereka yang memandang orang-oang yang dipinggirkan sambil menunjukkan kedekatan mereka;
berbahagialah mereka yang mengenal Allah dalam diri setiap orang dan mereka yang berjuang supaya orang lain juga bisa menemukanNya;
berbahagialah mereka yang melindungi dan merawat kediaman bersama;
berbahagialah mereka yang mengabaikan kenyamanan pribadi demi sesama;
berbahagialah mereka yang berdoa dan bekerja demi kesatuan umat Kristen
Mereka ini dalah para pembawa belas kasih dan kasih sayang Allah, yang pasti saja akan menerima balasan sesuai dengan apa yang mereka lakukan» ( Paus Fransiskus)


sabato 15 luglio 2017

Beata M.Pia Mastena


 Kebajikan-kebajikan

Sabda Tuhan berbicara kepada kita apa yang kelihatan dan otentik karya Roh Kudus dalam diri kita, yaitu buah – buahnya dan kita memperoleh rahmat dan sukacita untuk melihat serta merasakannya dalam hidup Beata Maria Pia Mastena. Dalam hidupnya, beliau telah mewariskan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
 
 KASIH -   Maria Pia telah mengasihi Allah dan sesama, beliau telah memberikan seluruh dirinya tanpa membeda – bedakan, namun lebih mengutamakan yang kecil dan miskin sesuai denga teladan Yesus. Beliau telah mengasihi semua mereka yang telah berbuat jahat terhadapnya dengan mengampuni mereka serta menerimanya dengan penuh rasa syukur karena orang – orang itu membantunya untuk menjadi lebih mirip denga Yesus. 

 SUKACITA -   Beata Pendiri Maria Pia Mastena adalah seorang wanita yang periang, hidup, penuh semangat. Beliau sungguh menikmati sukacita Paskah yang lahir dari kaki salib Yesus, dalam pengalaman akan Kebangkitan, serta dari perjumpaannya dengan Yesus dalam Ekaristi, suatu sukacita terus – menerus yang dinamakan: giovialitas.

 DAMAI SEJAHTERA – Kedamaian hatinya terpancar di wajahmya dan dalam setiap karyanya.  Beata Pendiri aadalah orang penenun damai di sekolah tempatnya berkarya, dalam keluarga, dalam Gereja, dalam masyarakat, terutama di dalam komunitas tempatnya berbagi hidup dengan para suster.

 KESABARAN – Beliau telah menanti bertahun – tahun dalam keheningannya dalam berkarya, dalam kerendahan hati, dan dalam penyerahan dirinya kepada Allah, sebelum melihat pengakuan Gereja akan Kongregasi yang didirikannya. Beliau telah melihat jari tangan Allah yang ikut campur setiap saat dan menanti dengan sabar saat pernyataanNya.

 KEMURAHAN – Beliau selalu merindukan kebaikan banyak orang dan selalu bertekun untuk mengkonkretisasikan kebaikan ini melalui pikiran serta kerinduannya kepada sesama dengan cinta kasih.

 KEBAIKAN – Kebaikannya diungkapkan dengan sikap keibuannya yang mendalam yang ditujukan kepada para suster serta sesama yang membutuhkan dengan penuh kemanusiaan, pengertian, belas kasih, terpercaya serta sikap berbagi. 

 KESETIAAN – Bukan kebetulan, di atas makamnya, Beata ini disebut sebagai seorang Wanita yang Setia, Kuat, dan Lembut. Maria Pia telah menjadi seorang wanita yang setia kepada Allah dan sesama, setia terhadap tugas yang dipercayakan kepadanya, serta pada perkataannya. Setia kepada Kasih, kepada Sabda Allah, dan kepada Gereja.

 KELEMAHLEMBUTAN – Buah Roh Kudus, kelemahlembutan adalah senjata melawan Si Jahat. Adalah juga cara berpikir dan menjadi seperti yang dikehendaki oleh Hati Yesus. Sepanjang hidupnya Maria Pia telah bertekun dan telah berusaha untuk menginkarnasikan dalam hidupnya kelemahlebutan.

 PENGUASAAN DIRI – Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus tentang penguasaan diri berkaitan dengan kepatuhan sempurna kepada Roh Kudus. Kita boleh mengatakan bahwa Beata Maria Pia Mastena telah sungguh – sungguh hidup menurut Roh, beliau tanpa syarat telah membiarkan dirinya dituntun oleh inspirasi Roh Kudus.

sabato 29 aprile 2017

Pesta Wajah Kudus


WajahMu kucari :

Kucari Wajah Yesus yang menderita !

Kucari Wajah Yesus yang bangkit dengan mulia !

Kucari Engkau dalam diri sesamaku manusia !

Engkaulah Wajah yang sungguh kucari.

janganlah Kausembunyikan WajahMu dari padaku.



Mazmur 27

Tuhan adalah terangku dan keselamatanku:
kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku: terhadap siapakah aku harus gemetar?
Ketika penjahat-penjahat menyerang aku

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini:
diam di rumah Tuhan seumur hidupku, untuk menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.

Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya.
Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian kemah-Nya,
Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.

Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku!";
maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan.

Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka, Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku
dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!



Sumber Cahaya
Doa dari Anna Maria Canopi



Tuhan Yesus, tanganMu yang ditembusi paku setelah Kebangkitan, telah menjadi sumber cahaya. Berbahagialah yang boleh melihat dan menyentuhnya,   dan   lebih   berbahagia   dia   yang   tanpa   melihat, percaya.

Dengan mengkontemplasikan kedua tangan itu dengan mata iman kami boleh bersukacita. Bantulah kami agar tidak melupakan betapa besar nilai tebusan kami dan semoga kami tidak bermegah selain dalam Salib SuciMu

Dan ketika kami dipanggil untuk membagikannya, berikanlah kepada iman  kami  satu  kekuatan  baru,  kepada  kasih  kami,  sukacita  yang besar, sebab dengan salibMu seluruh hidup kami memancarkan kekudusan dan keindahan.

Tuhan Yesus yang bangkit dan hidup, Engkau selalu berada di tengah kami: terpesona oleh pantulan cahaya yang keluar dari telapak tanganMu, kami ingin selalu tinggal bersamaMu. Amin.



Doa 

Kami ingin memiliki pandanganMu ya Tuhan, untuk membedakan kehidupan kami di 

bumi yang kering ini dengan kehidupan yang akan datang,   benih Kerajaan yang

 bertunas dan  berkembang.  

 Kami  sering  berhenti  dengan  memandang apa yang tampak dari luar, dan kami

 cenderung terbawa oleh sikap antusias yang bersifat sementara atau pesimis. 
  
Engkau mengajarkan kami untuk tidak berhenti hanya pada apa yang kelihatan, tetapi   
yakin  dan percaya seperti  seorang  penabur yang  memahami  apa  yang  tidak 

 dipahami  oleh  orang  lain:

 bahwa KerajaanMu hadir di tengah kami, tersembunyi dari apa yang  dipahami  ole

 panca  indra  kami,  namun  tidak tersembunyi dari iman kami sendiri.  

Selubungi kami dengan kesadaran  ini,  ya  Tuhan,  ajarilah  kami  untuk  tidak 

 menjadi rasul-rasul  pesimis  melainkan  rasul-rasul  yang  percaya  akan Sang Sabda.

 Amin.