Cerca nel blog

sabato 9 gennaio 2021

Kaul Kekal di Weekombaka- Sumba Barat Daya

 

 

” LIHAT, AKU TELAH MELUKISKAN ENGKAU DI TELAPAK TANGAN-KU “

 

“ Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan anugerah yang  yang Tuhan beri, hidup ini harus jadi berkat “, itulah sepenggal syair lagu sangat popular. Kehidupan adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap makluk ciptaan-Nya. Kehidupan dijalani langkah demi langkah sesuai rencana Allah bagi setiap pribadi. Begitu agung cinta Allah, sehingga Ia menganugerahkan kehidupan, dan kami boleh bertumbuh dan berkembang dalam sebuah keluarga. Di dalam keluarga inilah benih iman dan panggilan itu bertumbuh, sesuai rencana-Nya bagi diri kami masing-masing. Kasih-Nya tak berkesudahan, telah kami alami di tengah-tengah kehidupan keluarga. Begitu banyak perhatian, kasih sayang dan cinta dari orang tua dan keluarga, yang merupakan wujud nyata kasih Allah bagi kami. Seiring berjalannya waktu, suara panggilan Tuhan selalu menggema dalam hati kami, sehingga kamipun dengan sukacita bergabung dalam keluarga religius Wajah Kudus, untuk menjalani tahap-tahap pembinaan sesuai dengan peraturan kongregasi. Rahmat panggilan ini adalah kado terindah yang Tuhan bingkiskan kepada kami untuk dijaga dan dirawat, karena kami yakin bahwa Ia telah melukiskan nama kami masing-masing di telapak tangan-Nya, sehingga dalam keadaan apapun Ia senantiasa menuntun dan mendampingi kami.

Dalam menjalani panggilan untuk menjadi seorang religius, bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalik telapak tangan, namun merupakan sebuah proses yang harus di perjuangkan secara terus menerus baik secara pribadi maupun bersama dengan teman-teman angkatan. Walaupaun kami dari angkatan yang berbeda tapi kami tetap membangun tekad untuk bergandeng tangan, melangkah bersama mengikuti Sang Wajah Kudus. Proses pembinaan yang kami jalani bersama, memampukan kami untuk belajar dalam menghayati karisma dan spiritualitas CSV dan memurnikan motivasi panggilan kami, sehingga kami berani menjawab “ Ya “  untuk mengikrarkan kaul pertama. Liku-liku perjalanan panggilan dapat kami lewati bersama karena Tuhan sangat mencintai kami, Dia yang memanggil kami adalah setia, walaupun sebagai manusia lemah kadang kami kurang setia. Seperti dalam Sabda-Nya Yesus mengatakan bahwa “ banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih “ itulah yang kami alami, karena dengan bergulirnya waktu sang waktu kedua saudari kami tidak sampai pada tujuan yang dicita-citakan karena alas an-alasan tertentu. Peristiwa ini juga sempat membuat kami goyah dalam panggilan, tetapi kami selalu bersandar pada Dia yang telah memanggil kami, karena cinta-Nya begitu besar bagi kami.

Masa yunior adalah masa pembinaan dimana kami berada dalam sebuah komunitas untuk mendalami dan menjalankan spiritualitas dan karisma CSV dengan menghayati ketiga nasihat injil, sekaligus membantu kami untuk bertumbuh dalam penyerahan diri seutuhnya pada kehendak Allah. Dalam menjalani semuanya itu, ada banyak pengalaman yang mewarnai hari-hari hidup kami, dimana pengalaman itu memampukan kami untuk terus melangkah maju, walaupun dalam situasi tertentu kami harus melangkah dengan tertatih-tatih tetapi kami sadar bahwa Tuhan hadir dalam diri kami dan dalam diri sesama yang selalu meneguhkan dan mendukung kami. Selain itu juga kongregasi member kesempatan kepada kami untuk menjalani masa yang istimewa yakni masa probasi. Masa ini menjadi kenangan terindah bagi kami. Ketika kami menjalani masa ini ditengah situasi pendemi covid-19, situasi ini tidak mematahkan semangat kami, namun dengan keterbukaan hati kami dituntun oleh Roh Kudus untuk senantiasa mendengarkan suara Allah dalam doa baik pribadi maupun bersama, ekaristi, refleksi, keheningan dan dalam realita kebersamaan di komunitas, sehingga dengan penuh kebebasan dan keberanian kami menjawab “ Ya “ untuk mengikrakan Tri Prasetya kekal dalan CSV dengan mempersembahkan diri seutuhnya hanya kepada Dia, Sang Cinta Sejati.

Dengan melihat semua pengalaman dan peristiwa hidup yang telah kami alami maka kami yakin dan percaya bahwa cinta Allah begitu kuat dan dasyat sehingga Ia telah memanggil kami dan melukiskan nama kami dalam telapak tangan-Nya yang kudus. Oleh karena itu, dalam keheningan di bukit kalkuta dalam doa dan refleksi, kami dengan tekad yang bulat mau berlangkah maju untuk mengikuti Sang Wajah kudus Ilahi dengan berpegang pada Sabda Tuhan yang menjadi kekuatan bagi kami dalam menapaki lika liku perjalanan kami yakni : “ Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku “. Sabda ini bukan hanya mau mengajak kami untuk selalu kembali pada panggilan hidup, pada kasi Allah yang selalu menyertai kami sepanjang perjalanan yang telah kami lewati, sejak dari dalam kandungan hingga saat ini tetapi supaya kami tetap sadar bahwa kamilah yang dikasihi dan ditentukan menjadi mempelai-Nya. Perjalanan ini masih amat sangat panjang, dimana aka nada aneka situasi dan pengalaman yang akan kami jumpai dalam tugas perutusan dan dalam kebersamaan dengan keluarga religius Wajah Kudus. Untuk itu kami tetap berpegang teguh sabda Allah, karena kami sudah dimeteraikan untuk menjadi pengantin Yesus sampai pada keabadian, sehingga dalam keadaan apapun kami harus tetap ingat kata-kata Allah yang senantiasa memanggil kami untuk terus menerus melihat bahwa nama kami tidak akan terhapus dari tangan-Nya. “ Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku”. Semoga terang Roh Kudus selalu menerangi hati dan budi kami, dan semoga Bunda Maria dan Beata Maria Pia Mastena mendoakan kami, agar kami tetap setia pada Sang Pengantin Tunggal yang Ilahi.    

Sr. Merilina Tuwa, CSV dan Sr. Lusia Afrida, CSV