Cerca nel blog

giovedì 23 luglio 2020

Seperti bunga-bunga kecil ( Beata M. Pia Mastena )







Q U A L I   I   F I O R E T T I

( Seperti bunga-bunga Kecil )

TULISAN

BEATA MARIA PIA MASTENA



  
“Seperti bunga-bunga pada malam yang dingin,
 membungkuk dan menutup diri,
 lalu matahari menyinari mereka,
berdirilah mereka semua
                                                   terbuka dalam batang mereka...( 1,2,127 )




Inilah tulisan/pikiran yang diambil dari riwayat Beata Maria Pia Mastena, Pendiri Kongregasi Suster- Suster Wajah Kudus.

Dalam tulisan-tulisannya, ditemukan kebijaksanan dan aksesi Kristen yang dilaksanakannya dengan tekun dan setia.

 Pada umumnya dalam seorang Pendiri, selalu dicari kebijaksanan hati dan inilah yang membuat Madre Mastena menjadi Beata.

Buku kecil ini merupakan sebuah rangkaian bunga yang menghisasi hidup suster Wajah Kudus sebagai alihwarisnya di mana mereka dalam kesederhanan berusaha merupai Madre Pendiri dengan tujuan yang sama, yaitu menyinari dunia ini dengan cahaya Wajah Yesus yang dicarinya.





QUALI I FIORETTI
SEPERTI BUNGA-BUNGA KECIL

1.                Apabila aku berdoa dan sering juga di jalan-jalan, sedang mengajar di sekolah, sedang berbicara dengan seseorang, tiba-tiba saya merasa diliputi oleh semangat yang membalut, yang memasuki saya dan meresap seluruhnya.

2.                Jiwaku hidup dalam damai: hatiku dalam cinta dan akal budiku di dalam Allah, sehingga di dalam seluruh pusaran kerja, khususnya dalam periode yang terakhir, hanya karena kebaikan pengantin surgawi, saya tidak tahu, saya tidak percaya bahwa seperempat jam berlalu, tanpa merasa, tanpa menikmati keakraban surgawi dengan Yesus, yang WajahNya manis menggembirakan malaikat surgwi.

3.                Saya tersesat dalam Allah: saya sudah mati!  mati untuk diriku sendiri… tidak ada dunia lagi, tidak lagi diriku…tidak ada lagi apa-apa: semua kasih sayangku, seluruh kehendakku, keadaan saya, segalanya, sudah kuserahkan kepada kekasihku Yesus Kristus.

4.                Menderita sambil mencintai… mencintai sambil menderita. Mencintai dan menderita untuk cinta abadi, inilah program paling singkat untuk kekudusan… Perlu kematian mistik…mengatasi semuanya, mematahkan rasa sayang, yang bukan bagi Allah… membasmi setiap ikatan yang menghalangi kemajuan jiwa.

5.                Hanya kehendak Allah saja… cinta memberikan saya penderitaan kematian… tetapi kematian memberikan kepada saya manisnya cinta.

6.                Jiwa yang mengikuti Yesus ingin supaya semuanya mati dalam dirinya: penghakiman, keinginan, kecenderungan untuk menjadil seluruhnya, dalam Yesus Kristus dengan hidup menurut semangatNya, sebagai korban, yang dipersembahkan demi Allah dan Gereja.

7.                Salib kudus…! Ya saya terima, ya Yesus, tetapi saya mau terima dari tanganMu… Tolonglah saya dan saya akan menderita. Saya tahu bahwa penderitaan adalah ciuman yang Engkau berikan kepada jiwaku. Ulangilah ciuman-ciuman ini dan saya akan membalas dengan cintaku sebagai pengantin.

8.                Saya berharap kalian benar-benar setia kepada kewajiban kebaktian dan melaksanakan dengan baik renungan kudus. Semoga kalian bersemangat dalam perlombaan menjadi kudus. Perhartikanlah kurban-kurban kecil, hal-hal kecil, angkatlah jiwa ke surga dengan doa pendek dan komuni rohani. Angkatlah hati kepada Tuhan dalam persatuan akrab dengan Pengantin manis Yesus.

9.                Pintar! Pintar! Kerjakan demi cinta kepada Yesus yang manis dan demi keselamatan jiwa-jiwa yang sudah ditebus dengan darahNya yang Mahamulia untuk Kongregasi yang tercinta, agar kita semua dapat memenuhi keinginan Pengantin surgawi dan mencapai kekudusan yang benar demi kemuliaanNya.

10.            Besar dan istimewa tujuan panggilan kita, sama besar dan istimewa kewajiban kita: lebih besar dan mulia jasa-jasa kita di surga dimana kita akan mengkontemplasikan Wajah Kudus Pengantin surgawi kita.
11.            Darah dari sengsara Yesus…! Betapa  mulia… Betapa  hormat…! Betapa agung bagi kita! Darah ini disimpan, diserahkan dengan cinta yang tak terkatakan kepada pengantin-pengantingNya, para Wajah Kudus.

12.            Keheningan dengan Yesus di padang gurun. Marilah kita berdiri dekat denganNya dengan jiwa yang berkobar cinta kasih dan marilah kita menghibur hatiNya yang Ilahi. Hendaklah kita mengawasi hati kita dan jiwa kita dalam kesunyian.
Silentium suci! Kita menghindari setiap kata yang tak berguna; kita akan bertanggung jawab kepada Alllah…
Silentium! dan kemurnian jiwa kita akan terjamin. Awas! Awas! Jangan menodai keindahan keperawanan dengan perkataan-perkataan dan mungkin dengan percakapan yang tak pantas untuk orang yang sudah menyerahkan diri kepada Tuhan.

13. Saya menasihatkan kalian semua keheningan, doa, semangat akan ketaatan kepada konstitusi, semangat berkorban, dan sopan-santun dengan orang… jangan huru-hara, jangan ada hal-hal tak teratur…perlu  mengutamakan ketaatan mutlak akan konstitusi suci.

14. Betapa tak peduli rasa tidak berterimakasih menyusahkan Wajah Ilahi yang manis itu, yang menatap terus menerus kita dengan pandanganNya yang bercahaya, penuh kebaikan dan kehalusan yang tak terkatakan, penuh belaskasihan yang paling tinggi… seperti mau minta penghiburan, pemulihan… segala kepekaan cinta kita.

15. Hendaklah " Protector Noster " diucapkan beribu-ribu kali dengan jiwa yang bernyala, juga dalam pengorbanan-pengorbanan kecil mulai dari saat pertama kali membuka mata di pagi hari dan juga sampai selamanya. Hati yang bernyala tidak akan mendapat kesulitan: jiwa yang riang gembira selalu membara, jiwa yang selalu membara selalu riang gembira!

16. Dengan mengkontemplasikan Wajah Kudus cinta kita yang paling manis, hati kita akan melebar… piala beremas dan bermutiara hati kita untuk menerima apa yang paling berharga yang ada di bumi dan di surga… Darah… darah Ilahi yang termulia yang mengalir dari luka duri-duri.

17. Saya berharap mendapatkan saudari-saudari seperti penghuni surga, terutama sedang berpikir tentang anugerah besar yang Kongregasi peroleh biarpun secara tak pantas, akan berada di kaki Wakil Yesus Kristus… Adalah kejadian bersejarah sangat penting untuk Kongregasi dan kita mesti sangat berterima kasih kepada Allah yang baik dengan kelakuan kita suster-suster yang sempurna dalam praktek keutamaan-keutamaan yang indah, dalam korban total diri sendiri.

18. Kepada kita sudah diserahkan Wajah Kudus, Wajah Ilahi di mana malaikat-malaikat surgawi mencerminkan diri, penuh kekaguman: Wajah Ilahi kegembiraan orang kudus untuk selama-lamanya.

19. Perlu cintakasih yang besar, dengan menolong di rumah, dimana kita diutus dan jangan… jangan… jangan mencari kenikmatan atau kepuasan diri sendiri sebab itu bukanlah  “mencintai Yesus” sebagaimana mestinya.

20. Ketaatan…! Ketaatan kepada peraturan, ketaatan kepada pemimpin rumah: dia mewakili Muder dan mewakili Allah sendiri. Berbahagialah suster yang pada hari Paska menemukan jiwanya tenggelam seluruhnya dalam Yesus yang bangkit.

21. Siapkanlah kamu juga “belukar yang bernyala…” Bukan lampu tetapi “belukar” dan semoga saya mendapat kalian hilang dan terbakar dalam Dia.

22. Kesunyian batin adalah latihan termulia yang mengantar kepada kesempurnaan. Kesunyian adalah dasar seluruh kehidupan rohani. Dari kesunyian lahir konsentrasi, dari konsentrasi kesalehan, dari kesalehan doa, dari doa kesatuan dengan Allah, dari mana mekar kesempurnaan.

23. Semoga cintakasih yang manis menjadi pusat gemilang setiap gerakan batin, hati, perbuatan. Jangan kita lupa… jangan lupa kita menderita, tetapi jangan menyebabkan penderitaan.

24. Saya menganjurkan: keheningan, kesunyian, silentium sepanjang hari dengan kesungguhan yang adalah tanda jiwa-jiwa seorang religius. Dan jadilah orang kudus, semoga pada kedatangan saya mendapatkan kalian bersemangat, pahlawan, suci.

25. Dalam memperhatikan kelakuan kalian dan juga kegembiraan dan  kerelaan untuk berkorban pada setiap saat, setiap perintah, setiap penolakkan, sering saya bersukaria sampai pengaruan. Baiklah! puteri-puteri tercinta dalam Tuhan, baiklah!  Pasti, - dengan menghindari pelanggaran yang kecil, kalian mengikuti dengan setia dan sangat mulia panggilan kudus.

26. Pintu surga hanya terbuka bagi yang tak kenal lelah dalam jerih payah, bagi orang yang gembira dalam kesusahan, untuk yang percaya pada kematian.

27. Doakanlah dan terutama usahalah yaitu tegaskanlah kaul yang sudah diucapkan di atasaltar suci, mematuhi peraturan suci yang indah dan tercinta. Mematuhi dalam segala titik, khususnya dalam silentium, dalam tidak memaafkan diri, dalam matiraga, dalam tidak mengeluh. Kalian sudah berjanji: tegaskanlah itu dengan berkata mau mati daripada tidak setia.

28. Betapa indah kehidupan suster yang hidup selalu dengan hatinya terangkat ke surga dan terpisah dari semuanya; dia mengusahakan saja menjadi suci demi keselamatan jiwa-jiwa, yang ditebus oleh darah Mahamulia Yesus Pengantin yang manis… Itulah hidup kita.

29. Sepatah kata dari saya juga, dengan harapan bahwa puteri-puteri yang tercinta dapat menjawab dengan baik akan rahmat panggilan suci dengan melaksanakan keutamaan-keutamaan sesuai dengan kaul-kaul suci, dan mempersiapkan diri melalui satu periode yang benar suci… Celakalah kalau Yesus berkata: “Pergilah dari saya, karena saya sangka bahwa engkau tidak akan setia ”. Demi cintakasih! Libatkanlah Bunda Maria menjadi Ibumu, dan buat kalian kudus.

30. Jadilah baik-baik, jadilah malaikat! Patuhilah kepada peraturan dengan penuh cinta seperti kepada hati Yesus! Marilah mencintai Yesus, mencintai dengan manis, tetapi juga dengan sangat, karena kita tahu bahwa Dia tidak mau kelemahan-kelemahan, tetapi jiwa-jiwa siap berkorban, siap bernyala-nyala dan menghabiskan diri.

31. Jadilah baik-baik, peliharalah keheningan, jadilah saleh, rendah hati, rendah hati, sangkalkanlah dirimu dalam segala-galanya dengan banyak bunga-bunga kecil: pikullah salib yang sudah diberikan oleh Yesus dengan beban halus dari konstitusi suci dan ketaatan kudus. Yesus akan berkata kepadamu: marilah, ikutilah, kita disini akan hidup selalu bersama, selalu bersatu. Betapa bahagia untuk jiwa yang mencintai, untuk suster yang benar, pengantin Yesus!

32. Marilah, lepaskanlah diri kita dari bumi… lepaskanlah diri kita dari bumi ini,  hai saudari-saudari, hai puteri-puteri yang tercinta, dari bumi ini yang berlumut…Lepaskanlah diri kita dari bumi ini dan ingatlah bahwa bumi ini adalah simpanan kehendak kita, bumi adalah cinta diri, bumi adalah egoisme dasar yang tidak sanggup menyangkal semuanya… semuanya…semuanya termasuk hal-hal rohani juga, yang bukan rohani lagi, kalau dicarinya demi kepuasan manusiawi.

33. Saya mau bermegah dalam kemiskinan… dalam kemiskinan, dengan tidak menuntut sesuatu, dengan mengorbankan semuanya… oh betapa indah, betapa indah kemiskinan, yang sudah dicintai oleh Yesus, yang memilih kandang sebagai tempat kelahiranNya!

34. Keperawanan adalah anugerah total, penyerahan total: mata, jiwa-jiwa, dua hati yang bertemu dan meleleh bersama.

35. Yesus berkata kepadamu: berdoalah seperti saya sudah berdoa di kebun Zaitun, terimalah penderitaan seperti saya sudah menderita di Salib: berdiam seperti saya berdiam diri di depan pengadilan-pengadilan

36. Saya akan menjadi martir Ekaristi… karena cinta akan Ekaristi saya akan mati. Tetapi untuk menjadi martir Ekaristi perlu diubah dalam Ekaristi, yaitu menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah di altar salib. Semuanya dipermudahkan oleh cinta.

37. Ketenangan rohani kita akan selalu bermotifasi akan penyesuaian kita kepada kehendak Allah: dan kegembiraan hati kita akan selalu berbanding dengan jumlah pengurbanan yang kita lakukan untuk memelihara cinta kasih dengan sesama.

38. Saya sangat menganjurkan memelihara semangat religius yang benar, kehidupan batin, keheningan, silentium, hidup dalam damai, kegembiraan dan sukacita.

39. Saya ingin suster-suster dan bukan boneka-boneka… saya ingin suster-suster dan bukan hantu-hantu Suster… saya ingin suster-suster yang menyatakan dalam kelakuan bahwa mereka adalah orang yang sudah mempersembahkan diri kepada Allah.

40. Dalam setiap karya baru timbul tipu daya dan timbul di sebuah salib. Sementara itu kita memiliki rahmat untuk terus menderita. Karena bagaimanapun, itu adalah baik untuk kemuliaan Wajah Kudus, hendaklah kita mohon dari surga dengan semangat yang berkobar anugerah yang kita nantikan.

41. (Trinitas) Misteri cinta yang tidak dapat dipahami, ya, misteri cinta sebab dalam misteri Allah Tritunggal ada secara eksplisit, lebih jujur, lebih jelas, lebih tepat apa yang dilakukan, dan apa yang menghasilkan cinta. Tetapi dengan kata-kata tidak dapat dijelaskan: dirasakan, dimengerti, ditembusi… untuk mengatakan tidak bisa....

42. Bersatu dalam hati, majulah kita, dengan percaya, dengan bernyala-nyala, dengan murah hati, dengan kerendahan hati, rendah hati, rendah hati.. dengan mengkontemplasikan Wajah Kudus, dengan pertolongan Maria tak bernoda, ibu kita yang sangat manis…

43. Kita puteri-puteri istimewa Gereja Kudus… yang dihormati dengan gelar Suster-suster Wajah Kudus, pasti kita tidak akan membutuhkan banyak usaha untuk menyesuaikan diri dengan perasaan-perasaan sedih dari keadaan liturgy saat ini. Semoga waktu yang berharga ini membuahkan hasil bagi kita dengan semangat baru, dengan hati yang bernyala dan membangkitkan semangat kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dalam mengkontemplasikan misteri-misteri agung Penebusan kita.

44. Tidak, tidak, tidak, puteri-puteri yang sangat saya kasihi, jangan kita menentang kristal jernih ini dan di atas sayap-sayap cinta yang murni, diwarnai oleh darah pengorbanan-pengorbanan kita yang dibuat atau diinginkan dengan kemurahan hati yang harus membawa sampai ke eroisme, kita mempersembahkan kepada Pengantin semua hidup kita.

45. Demi cinta surgawi, sudilah kalian mendesak…bertahan dengan seluruh tenaga: berdoalah…agar Yesus yang manis, melalui tangan Maria Tak Bernoda membiarkan mengalir setetes DarahNya yang amat berharga… agar karena jasaNya tak terbatas rahmat yang sebesar itu dikabulkan: berdoalah… berdoalah… berdoalah!

46. Perlu  menggunakan kebaikan paling besar: jika kita memakai sikap manis yang besar, kita akan menang. Marilah kita memohon Bunda Maria! Tetapi saya utarakan sikap manis dan cintakasih. Tidak perlu mempercepat. Jangan kita kesal. Pendiri kita yang mulia sudah menyelamatkan banyak imam dengan kesabaran dan dengan tidak menghukum orang.

47. Pakailah seluruh tenaga untuk menunjukkan ketidakpedulian dalam segala hal: oleh sebabnya mulai sekarang, hanya dua ungkapan, dalam sukacita dan dalam dukacita: “ Fiat ” dan  “ Deo gratias ”.

48. Marilah kita hidup di surga dan dari surga, selalu setia kepada Pengantin Ilahi kita: selalu diliputi rasa cinta dan berterimakasih karena panggilanNya yang Ilahi: selalu terikat dan tererat, tak tergoyang dalam panggilan suci kita: selalu gembira dalam ikatan tiga kaul, berani melawan setiap godaan dan setiap kesempatan yang menyusahkan Yesus, menlawan setiap kepuasan diri sendiri yang tidak menyenangkan Yesus.

49. Doakanlah agar Pengantin tercinta mengutus rasul-rasul baik dan suci untuk menghormati dan bekerja demi kemuliaan WajahNya yang kudus.

50. Usahakanalah untuk semakin menghaluskan perasaan-perasaan semangatmu dengan menghilangkan kelemahan-kelemahan, yang lebih sering menonjol… Jagalah silentium dan lebih-lebih jangan bersungut-sungut. Hati-hati mengambil keuntungan, tanpa mengeluh dan tanpa tanda jelek, demi cinta akan Yesus dan demi persiapan untuk menyambutNya dalam Komuni dengan kemurnian lebih besar.

51. Puteri-puteriku, jadilah semakin baik! Pelajarilah Konstitusi Kudus, terutama mengenai kaul-kaul. Muder membawa kalian dalam hati dan memang menderita banyak tetapi Yesus akan mengubah penderitaan besar ini menjadi sukacita. Puteri-puteri yang terkasih, semoga pada waktu perang berlalu, kita semua sudah menjadi lebih kudus.

52. Dalam menyatakan rasa sayang, yang dipenuhi denga kesucian, bernyala kehalusan dan dalam mengorbankan semua afektivitas diri kita dari ketiadaan, akan menghasilkan perngorban, penyempurnaan yang sepenuhnya diantisipasi dari diri kita sendiri dalam Yesus sehingga kita akan hidup dalamnya, dengan meresapi elemen-elemen daya hidup murni darinya dan semua aktivitas kita akan menjadi ilahi.

53. Hendaklah kita setia secara eroik kepada kewajiban untuk membuat Wajah Yesus selalu gembira dan tersenyum. Semoga tidak pernah terjadi bahwa dalam Kongregasi kita yang terkecil, suatu pelanggaran sengaja, suatu kekurangan yang dikehendaki… Hanya demikian Kongregasi Wajah Kudus akan berkembang dimana-mana. Hanya demikian kita akan memperkenalkan Wajah Kudus Yesus, kita mewartakan kebaktianNya, memulihkan dan menyilih dalam perbuatan gambaranNya yang Ilahi, terluka oleh dosa.

54. Perlu supaya Wajah Ilahi Yesus diperbaharui dalam semua jiwa. Semoga gambaranNya yang Ilahi, terluka oleh dosa, penghujatan, kejahatan besar memerintah. Oportet illum regnare!.

55. Maukah kalian mengucapkan kaul-kaul suci? Baiklah kalian harus taat, sampai menjadi serupa dengan Yesus korban tak bercela di atas salib, sampai dapat mengucapkan: Yesus, Yesus, Yesus… saya sungguh mencintaMu. Saya mau hidup untukMu, untukMu, untukMU oh kekasihku yang manis, untukMu saya mau mati, saya mau mati seperti korban tak bercela di salib, mati untukMu! Firdaus! Firdaus!  “Apakah kamu sudah siap begitu? Mari datanglah untuk menerima pelukan Yesus, bersama dengan pelukan Ibumu!

56. Hendaklah kita membiarkan diri kita ditarik secara manis dan dalam dari pelbagai manifestasi Wajah Kudus Yesus dan Dia tidak akan menolak sesuatu dari orang yang sanggup menyerahkan diri dalam cinta, memberi diri, mengorbankan diri, mempersembahkan diri kepadaNya.

57. Adalah titik sangat penting dalam latihan cintakasih untuk persiapan perjumpaan abadi dengan Pengantin: berbuat baik kepada sebanyak orang mungkin. Senyuman kesukaan Ilahi Wajah Yesus yang amat manis pasti ada.

58. Marilah kita teruskan doa yang bernyala-nyala: kunci emas yang sungguh benar untuk membuka pintu-pintu gerbang Penyelenggaraan Ilahi.

59. Oh pandangan kita kepada Wajah Kudus… Perjumpaan tatapan kita dengan tatapan Ilahi Yesus… itulah yang dikehendakiNya dari kita.. Pengantin penuh cinta ingin supaya kita hanya jadi milikNya. Ia mau melihat apakah mata kita adalah mata merpatiNya…lemah lembut, sederhana, murni..

60. Hati-hati jangan mengurangi keindahan jiwa dengan perkataan dan yang lebih buruk, dengan percakapan yang melanggar cintakasih. Celakalah untuk yang berbicara dan celakalah untuk yan menghasut, celaka besar untuk yang mendengar, lebih buruk lagi jika Superior tidak siap untuk menjaga dan juga untuk menghentikannya. Perhatikanlah juga pikiran-pikiran, yang dapat beralih dan mengambil keindahan dari pikiran-pikiran yang semuanya harus surgawi.

61. Berlatilah dalam kurban-kurban kecil… mata… lidah… dan pikiran juga. Arahkanlah pandangan kalian yang bernyala cinta kepada Wajah Kudus Yesus dan kalian akan melihat mataNya yang Ilahi menatap kalian untuk semakin menambah cintaNya.

62. Saya berharap semuanya akan berlangsung dengan baik mengenai karya-karyamu, terutama Aksi Katolik. Lakukanlah semua yang kamu dapat. Kalau sekarang tidak mendapat sekolah kerajinan/laboratorium, berusahalah belajar katekismus, supaya nanti kamu dapat mengajar dengan baik… Saya pikir tidak perlu saya menegaskan ketetapan dalam kebaktian doa dan semangat.

63. Apakah tidak benar bahwa dengan memelihara kesatuan yang akrab dengan Pengantin yang tak bercela dan dengan mengarahkan kepadaNya rasa sayang hatimu, engkau dapat hidup dalam ketenteraman yang berlimpah, dalam damai, dalam kegembiraan? Dengan demikian roh yang merasa bebas lebih bersedia untuk berkorban, dan oleh karena itu untuk karya kerasulan demi mengantar jiwa-jiwa kepada Yesus.

64. Setiap bisikan/inspirasi yang baik adalah sinar ilahi yang menembus hati kita, sehingga walaupun dalam hal-hal kecil, kita harus mendengarkannya dan mematuhinya.

65. Untuk puteri-puteri yang kepadanya Muder mengulangi ribuan kali dengan cinta: perhatikanlah apa yang diajari kepadamu supaya kamu menjalankan kehidupan religius yang adalah hidup sempurna. Jangan kalian membuat sesuatu, walaupun yang paling kecil, dengan sengaja.

66. Ya, ya, semoga Anak Yesus yang manis meliputi kalian dengan Roh IlahiNya, dan semoga Ia menyalakan dalam dirimu api yang Dia telah dinyalakan di bumi dengan kedatanganNya dalam hati semua orang, khususnya dalam hati Pengantin-pengantinNya yang tercinta. Semoga dalam diri kita ada perlombaan kesucian dengan latihan keutamaan-keutamaan, yang Dia mengajar kepada kita dari kandang miskin, dari palunganNyakudus .

67. Puteri-puteri tercinta, begitu..ya, begitulah baik. Cintailah Yesus bersama Ibu kita yang sangat manis, Maria Tersuci. Adakah tugasmu setiap hari mempersembahkan rasa sayang yang bernyala untuk menghiasi karyamu yang suci dan dengan demikan selalu siap sedia, penuh kesucian dan cinta untuk mendekati meja ekaristi, selalu siap untuk berterimakasih kepada Yesus atas anugerah IlahiNya.

68. Karya kita yang sederhana ini cenderung, dengan berkat Tuhan, semakin berkembang. Dialah hanya alat esternal dari cintakasih yang dilakukan di sini, karena tujuan utama kita adalah mewartakan, memulihkan dan membaharui gambar manis Yesus dalam jiwa-jiwa.

69. Laksanakan perbuatan-perbuatan, baik yang kudus maupun yang biasa, dalam semangat yang berkorban menurut teladan Yesus Kristus, jadikanlah jiwa sebagai korban dalam keadaan penyerahan diri tetap/sejati.

70. Jangan mengeluh! Selalu senang tentang ada yang diatur atau diizinkan oleh Pengantin manis Yesus. Mari jangan mengeluh dengan seseorang, tentang siapapun dan untuk alasan apapun, baik secara lahiriah, maupun batiniah.

71.  Saya anjurkan dengan sangat: memelihara semangat religius yang benar, kehidupan intim, konsentrasi, silentium, hidup dalam damai, sukacita dan gembira.

72. Saya beruntung unutk menghadapi Bapa Suci Pius XII, untuk ditanyai, mendengarkan nyatnya yang paling suci mengenai kita. Karena kamu tahu, Beliau mau supaya kita menjadi pewarta, rasul-rasul sejati kebaktian kepada Wajah Kudus, juga di luar negeri. Ini bukan saja suatu kewajiban, tetapi hal istimewa.

73. Waspadalah terhadap kesempurnaan religius karena waktu berlalu dan celakalah kalau kita didapati dengan tangan kosong: lebih buruk lagi kita harus bertanggungjawab atas Konstitusi yang tidak ditaati. Ayo! Semua bergiat mencapai kekudusan.

74. Perlu menggerakkan Hati Yesus dengan kelakuan kita, yang rendah hati, rendah hati, dijiwai oleh semangat religius yang benar.

75. Marilah kita berlaku sebagai malaikat, hai puteri-puteri yang terkasih… sebagai malaikat! Jauh! Jauh setiap hal yang bukan bersifat malaikak yang tidak bersifat surgawi! Jauh, jauh yang tidak bersifat surgawi. Semoga kita seperti malaikat, hai puteri-puteri yang tercinta dalam Yesus Kristus! Jadilah kudus, hai puter-puteri tercinta, jadilah kudus! Segera berlalu kehidupan ini, penuh sengsara dan penderitaan dan kemudian? Firdaus! Firdaus! Firdaus. Saya menganjurkan, puteri-puteri tercinta, dengan tangan terkatup, dengan hati berdukacita, penuh cinta dalam Yesus untuk kalian. Jadilah malaikat! Jadilah orang kudus! Tidak ada orang yang akan dapat memarahi kehidupanmu, kelakuanmu, apabila kamu seperti malaikat… seperti orang kudus.

76. Marilah kita menyerahkan semuanya kepada Yesus dan berusaha berdoa banyak, terutama berlatih dalam keutamaan-keutamaan, terutama hidup dalam pemusatan dan mengikuti bisikan-bisikan Ilahi…Perhatikanlah, perhatikanlah, perhatikanlah Konstitusi suci dalam segala titik walaupun kecil, tanpa batas-batas mental, tanpa menduga izin yang tidak dapat diberi secara lisan. Tidak, tidak, taatilah dengan kehalusan cinta, Konstitusi kita begitu indah, begitu kudus, begitu cemerlang dan jangan keluar dari mulut kita sat napaspun yang menantang/melawannya.

77. Marilah kita berjanji bahwa tidak ada bayangan tak sempurna yang akan mengurangi cahaya jiwa kita. Marilah kita berjanji bahwa kita akan mencintai Yesus, banyak, banyak… kita akan mencintaiNya seperti tidak pernah sudah kita mencintaiNya… kita akan mencintaiNya untuk menyilih kedinginan kita di masa lampau, ketidakhangatan, masa bodoh kita terhadap cintaNya.

78. Ingatlah kehadiran Tuhan… Ingatlah bahwa kamu adalah suster-suster: kesenangan ya, sukacita suci ya… huru-hara tidak. Merenung dengan gembira: pikirkanlah Yesus, angkatlah hati kepadaNya sambil memohon setiap saat supaya mengatur dalam dirimu, dalam hatimu ribuan nyala  hatiNya yang Ilahi. Demikianlah kalian suster-suster, dan bukan dengan cara lain.

79. Kita sebagai suster yang baik tidak perlu mencari alasan-alasan: cukuplah Superior sudah berbicara dan kewajiban kita ialah mentaati, tanpa menyelidiki alasan… Itu karena kebijaksanaan indah dan suci, yang begitu dibuhkantu di desa-desa kecil, yang begitu mudah omong kosong.

80. Hai puteri-puteri pa yang saya mau katakan? Marilah kita berdoa, berbuat baik, memelihara silentium, merendahkan mata, bermatiraga. Hayatilah semangat religius yang benar… semangat yang begitu indah dari Suster-suster Wajah Kudus.

81. Doakanlah selalu jiwa-jiwa yang tidak merasa sentuhan halus dan kemanisan dari kekudusan…Berdoalah bersama dan banyak… Persembahkanlah, korbankanlah…kosongkanlah diri… puteri-puteri, apakah sudah mengerti? Sudah memahami suara Mudermu...? malaikat-malaikat…kehidupan seperti malaikat…surgawi…kudus..? Kehidupan sempurna… persatuan cinta dengan Pengantin yang Ilahi.

82. Kita sangat membutuhkan bantuan Allah, tetapi bantuan ini tidak akan datang jikalau kita tidak rendah hati, tidak berkorban dan tidak memelihara keheningan. Kita sangat membutuhkan bantuan Allah, karena saya takut bahwa Dia tidak berkenan dengan kita: urusan-urusan Kongregasi seharusnya berjalan lebih baik. Semoga tidak ada suster, yang sambil memeriksa diri harus berkata: “ saya juga bersalah”.

83. Jasa dari iman dan balasannya di surga tergantung, bukan dari mujizat-mujizat, melaikan dari takluk akal budi kita kepada perwujutan yang nyata.

84. Kegilaan salib adalah satu-satunya kebijaksanaan sejati: pada pertemuan itu, kebijaksanaan dunia adalah kegilaan yang paling terkenal.

85. Adalah tanda jiwa seorang paling sempurna, jika dia dapat hidup tanpa penghiburan manusiawi atau Ilahi, dan menderita dengan sukarela pengasingan dan kesunyian hati demi pengabdian kepada Allah, karena demikian ada kepastian mencari bukan diri sendiri, melainkan berkarya hanya demi kemuliaan Tuhan.

86. Kaul kemiskinan adalah janji dasyat…yang miskin tidak membutuhkan sesuatu, tidak ingin pembedaan, membenci yang berlebihan, senang dengan segalanya.

87. Kehidupan suster adalah kehidupan cinta dan kehidupan cinta adalah  korban. Suster-suster yang terluka karena cinta, harus bernyala dan mengorbankan diri untuk Yesus.

88.Teruskanalah kalian menjadi semakin baik…bukan kelemahan, setengah-setengah, kesenangan, kepuasan, penilaian sendiri, melainkan kuat, murah hati, pencinta korban. Yesus tidak butuh orang yang lemah, yang lari dari kebun Zaitun, yang takut didera, duri-duri, salib, kemartiran, kematian. Dia tidak tahu harus bagaimana dengan itu/apa gunanya?

89.Teladan baik dimana-mana, tetapi terutama dengan silentium suci. Silentium selalu suci, karena adalah perpisahan dari bumi, adalah pengangkatan ke surga… adalah alat benar, keakraban sejati dengan Yesus. Dan dalam keakraban berapa banyak rahmat yang bisa diminta, dimohon, diperoleh.

90. Yesus tidak lagi menginginkan protes-protes dalam hal negatif: dan Dia menginginkan kasih yang murah hati, kuat, kostan, dan tanpa syarat, memprotes tidak hanya dalam bentuk rasa saying, tetapi juga dalam bentuk efektif yang psling tepat dan selalu lembut. Pada setiap langkah ada cara untuk menunjukkan kepada Yesus cinta kita.

91. Suster yang dengan kehalusan cinta memelihara keperawanan suci, dialah yang melihat Allah, dan lebih-lebih kalau nampak kehalusannya untuk menjadi lebih cemerlang, lebih bercahaya dalam pandangan Pengantin yang amat suci.

92. Saya berlutut di depan Yesus: saya ingin terbang seperti merpati, sebaliknya Ia mengajak saya supaya hadir dalam bentuk anak domba… Saya mempersembahkan diri untuk dikorbankan dan segera saya disilaukan oleh rasa sayang.

93. Yesus berkata kepadamu: anda benar kalau berkata: jiwaku seperti daun eders ( tumbuhan menjalar ), jadi letakkanlah itu diatas hatiku… akan berakar dan akan menerima linfa yang berharga, yaitu darahku sendiri.

94. Semoga Yesus yang baik mengutus kepada kita puteri-puteri yang baik
(seperti dikatakan Bapak Uskup kita ) dengan tiga S : Sehat, Sapiens dan Santa; bukan yang sudah dibina, tetapi yang rela dibina terutama dalam dua S terakhir .

95. Wajah Kudus Yesus saya akan mengontemplasikan selalu. KepadaNya saya akan menaruh tatapan cintaku, dan penyilihanku penuh sayang.
96. Jiwa yang mencintai siap mengorbankan semuanya, menderita semuanya, mengusahakan karya luar biasa karena cinta kepada Allah. Tidak ada yang menakutkan, menahankan atau memberhentikannya dalam melaksanakan apa yang diilhami oleh Allah.

97. Tidak ada yang lebih menghormati kita dan lebih berguna bagi kita, selain membiarkan Yesus menguasai hati kita, pikiran, karya, kesucian, kehidupan, kematian kita.

98. Suster yang hidup secara akrab dengan Yesus berjalan disamping Pengantin disuatu taman kesukaan, dimana ia dapat memilih, setiap saat, bunga-bunga halus untuk mempersembahkan dan meletakkan di atas hati Ilahi, untuk menyenangkanNya dengan wangian yang sangat halus.

 99. Pertimbangkanlah bahwa kalau kamu menyerahkan diri sebagai korban Tuhan Yesus, kamu bukan lagi milik sendiri. Kamu korban, jangan mencari menghematkan diri, carilah korban, kerendahan, jadilah kuat, karena Yesus mau semangat kuat, penuh energi, bukan yang bermalas-malasan.

100.Tujuanmu satu-satunya adalah kemuliaan Allah.Untuk menambahkannya mintalah kepada Yesus agar berkenan bertindak atas dirimu, menurut kehendakNya sendiri.