Cerca nel blog

sabato 28 maggio 2016

Ekaristi


Hari Raya Tubuh dan    Darah Kristus

    
“Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan”  Cardinal Arinze




Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Seiris roti dan seteguk anggur memang terlalu sedikit untuk mencukupi kelaparan dunia. Tetapi Tuhan sendiri, yang mengumpulkan dan memberikan pangan kepada umat-Nya, yang akan memperkuat mereka. Dengan iman hendaknya kita terima hidup melimpah yang dikorbankan oleh Kristus dalam Ekaristi tanpa memperhitungkan kelemahan-kelemahan kita. Seperti para rasul ketika terjadi mukjizat perbanyakan roti itu, kita hendaknya kini menjadi rahmat Allah (1Kor 4:1)
 Hari Raya Tubuh dan darah Kristus, sebagai PERAYAAN: hendaknya kita berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi dengan kondisi yang laiak, baik fisik maupun hati dan budi.
 Sebagai KURBAN : Ekaristi mengingatkan kita akan kurban Kristus (sengsara, wafat dan bangkit). Oleh karna itu, hendaknya kita bersyukur atas besarnya kasih Tuhan yang mau berkurban demi keselamatan kita. Dan hendaknya pengorbanan Kristus mendorong kita untuk berani berkorban dan mau berkorban melalui sikap "peduli dan berbagi". 
Sebagai PERJAMUAN : Di dalam perjamuan Ekaristi,  Kristus sendiri yang menjadi Tuan Rumah sekaligus santapan, karna Yesus memberikan Tubuh dan DarahNya dalam rupa roti dan anggur. Setiap kali kita menerima komuni kudus, kita menerima Yesus Kristus dalam diri kita. Apa yang dimakan dan diminum senantiasa mempengaruhi orang yang memakan dan meminumnya. Maka dengan menerima dan menyantap Tubuh Kristus diharapkan kita hidup dan bertindak sesuai dengan perintah dan sabda Kristus, dan dengan demikian menjadi sahabat-sahabat Yesus.
Maka semoga Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini membangkitkan rasa hormat kita terhadap perayaan Ekaristi serta mendorong kita unyuk berani dan mau berkorban melalui sikap peduli serta berbela rasa, serta sekaligus menguatkan kita untuk menghidupi semangat Kristus di dalam hidup harian kita. Bersama St. Thomas Aquinas  marilah kita turut bermadah "Panis Angelicus fit panis hominus .. ... duc nos quo tendimus ad lucem quam inhabitas "Roti Malaikat menjadi santapan manusia  ... ... antarlah kami ke Cahaya di mana Engkau berada".




Bersembah, bersujud, berterima kasih dan bersyukur...
  " Tinggallah bersamaKU "