Cerca nel blog

sabato 20 giugno 2015

Beata M. Pia Mastena



INDAH KARENA PANGGILAN

....Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas
bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus
pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
 "Berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah
orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka
akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka
akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan
dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di
sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.


   Apa artinya bahagia bagi Madre Mastena? Tenang
dan tanpa khawatir? Bukan, itu berarti bahwa langkah dansa pertama adalah untuk
mengikuti Yesus yang telah memanggilnya untuk menyerupaiNya dengan hidup untuk
dan di dalam Dia, ucapan bahagia ini.


 "Ya" yang diucapkan pada awal, adalah yang  pertama dari banyak lain yang telah menjalin hidupnya dengan membuatnya indah di mata Allah dan manusia.
Baginya juga susah mengikuti teladan yang ditunjukkan kepadanya oleh Yesus  pada  moment/saat gelap. Maria Pia  tidak mengerti jalan yang harus ditempuh...
Dalam menjadi seorang murid, Maria Pia telah belajar bahwa hidup adalah  sebuah mimpi dan drama, adalah cinta dan salib, adalah sukacita dan tangisan, adalah misteri dan kebahagiaan ... tetapi di atas semuanya ia mampu hidup sebagai sebuah tarian, pesta ... meskipun dengan harga yang tinggi...

 Tingginya harga pengampunan untuk mulai hidup kembali  yang diberikan kepada orang-orang yang
mengkritik, yang menilainya jahat, dan melukainya. 

Tingginya harga gerakan kedermawanan, selama masa perang  dan bahkan setelah, yang telah memberi kebahagiaan kepada orang muda dan tua, sehat dan sakit. 
Tingginya harga harapan dan cinta untuk tidak percaya bahwa tidak ada yang hilang selamanya, bahkan
ketika perintah tertentu, datang dari Roma, pada tahun 1936, yang menyerukan penghapusan kongregasi yang  muda dan kecil ini.

 Harga dari salib dan kebangkitan Yesus, membuat Pia Mastena menjadi korban cinta.



Nessun commento:

Posta un commento