Lilin Adven adalah empat batang lilin yang diletakkan di lingkaran Adven
(korona Adven), yang terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin
berwarna merah muda. Keempat lilin ini melambangkan keempat minggu dalam masa
Adven. Lilin ungu, yang melambangkan pertobatan, dinyalakan di minggu Adven
pertama, kedua, dan ketiga. Lilin merah muda, yang melambangkan suka cita pada
hari Natal yang hampir tiba, dinyalakan pada Minggu Adven ketiga bersamaan
dengan lilin ungu ketiga. Minggu ini disebut Minggu Gaudete (bahasa Latin) yang
berarti bersukacitalah karena Natal hampir tiba. Pada hari Minggu Adven
keempat, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih yang
melambangkan suasana masuk ke dalam suka cita besar Natal.
Lilin-lilin yang ditempatkan dalam lingkaran Adven tersebut
mempunyai makna tidak berawal dan berakhir, yang menggambarkan Allah yang
abadi, tanpa awal dan akhir. Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun evergreen,
berupa daun cemara, yang berarti senantiasa hijau, senantiasa hidup. Daun ini
melambangkan Kristus yang mati namun hidup kembali untuk selamanya.
Hari berganti
hari, Minggu berganti Minggu, bulan berganti bulan dan tibalah kita di
penghujung tahun 2015. Masa Adven
kembali kita hayati. Melalui masa Adven, kita diundang untuk menghayati kembali
karya kasih Allah, untuk berjaga-jada dan berdoa, senantiasa berdoa.Kita
disadarkan untuk kembali berbenah sambil menanti penuh harap dan sukacita akan
kedatangan Tuhan. Penantian yang perlu dilandasi semangat tobat yang nyata.Adven
merangkum keseluruhan misteri kedatangan Allah dalam sejarah sampai pada
pemenuhan-Nya. Adven menunjuk pada dimensi sejarah keselamatan, yaitu Allah
yang dinantikan dalam diri Yesus dari Nazaret tampak nyata dalam sejarah hidup
manusia di muka bumi. Dalam Dia, Allah menampilkan wajah-Nya (Yoh 14:9). Selain
itu, Adven juga berkaitan dengan dimensi eskatologis kehidupan murid-murid
Yesus. Allah memelihara murid-murid Yesus agar mengalami keselamatan (1Tes 5:9)
dan mewujudkan janji-Nya yang mengarah kepada “Hari Tuhan” (1Kor 1:8 ; 5:5).
Itulah sebabnya Gereja mengajak kita untuk menantikan kedatangan Hari Tuhan dengan sikap berjaga-jaga penuh kegembiraan dan optimis dalam pengharapan dengan berdoa ”Maranatha”: Datanglah ya Tuhan Yesus (Why 22:17-20), menumbuhkan sikap tobat danberpaling kepada Allah karena Dia adalah pokok pengharapan kita (Rm 8:24-25), sertamenghayati semangat lembut hati dan rendah hati (Mat 5:3-12). Sikap-sikap seperti inilah yang diungkapkan dan direnungkan dalam bacaan-bacaan Ekaristi selama Masa Adven.
Itulah sebabnya Gereja mengajak kita untuk menantikan kedatangan Hari Tuhan dengan sikap berjaga-jaga penuh kegembiraan dan optimis dalam pengharapan dengan berdoa ”Maranatha”: Datanglah ya Tuhan Yesus (Why 22:17-20), menumbuhkan sikap tobat danberpaling kepada Allah karena Dia adalah pokok pengharapan kita (Rm 8:24-25), sertamenghayati semangat lembut hati dan rendah hati (Mat 5:3-12). Sikap-sikap seperti inilah yang diungkapkan dan direnungkan dalam bacaan-bacaan Ekaristi selama Masa Adven.
Nessun commento:
Posta un commento