JALAN SALIB
OLEH
BEATA MARIA PIA
MASTENA
PENDIRI
KONGREGASI SUSTER-SUSTER WAJAH KUDUS
Pada TAHUN 1924
Yesus mengajar kepada pengantinNya bagaimana
mengadakan jalan salib.
Perhentian I : Pengantin-Ku, pandanglah Aku yang sementara berada dalam
kebingungan: pandanglah Aku sebab Aku juga memandang engkau dan dengan suara
terdalam, tetapi yang menususk, Aku akan membuka rahasia-rahasia cintaKu.
Perhentian II : Engkau meninggalkan
aku sendirian?.. ataukah engkau akan menderita sebab sesamamu lebih dekat
dengan Aku? Mari, pengantin-Ku datanglah, ambillah salibmu dan ikutilah Aku.
Perhentian III : Tanganmu yang lembut
haruslah, oh pengantin kekasihKu, yang dengan cara tak terlihat, menghalangi luka-luka
pengantinmu karena terjatuh... Lenganmu.. Ku pinjian lenganmu. Aku hanya
mencari penompang dari pengantin-Ku yang perawan dan penyilihan..., oh
pengantin-Ku, pinyilihan...!
Perhentian
IV : Inilah
ibu-Ku... Aku mempercayakan-Nya kepadamu! Hiburlah Dia:
engkau dengan menkontemplasikan-Nya belajarlah apa yang dia mengajar dan
bersama dia teruskanlah jalan ke Kalvari!
Perhentian
V : Bukan
dari orang Kirene Aku mencari bantuan! Ah, Aku mencari bantuan dari pengantin-Ku,
dari kekasih-Ku: dialah yang harus meringankan beban penganting-Nya yang berjalan
menuju kematian karna cinta-Nya.
Perhentian VI : Berilah Aku hatimu, oh
pengantin-Ku! Di situlah Aku ingin
melihat terukir gambar Wajah-Ku yang buruk dan menderita; terukir dalam dirimu.
Hati itulah yang akan menerima kehindahan baru, kemegahan baru dan hatimu akan
meluas, berkobar dan berusaha melihat dan mengkontemplasikan Wajah-Ku, wajah
pengantinmu yang ilahi.
Perhentian VII : Periksalah jiwaku:
lihatlah kekurangan-mu... jadilah merpatiKu dan jangan membiarkan Aku jatuh ke
tanah karena kelemahan kebajikan-kebajikanmu, tetapi kuatkanlah dirimu dalam
pengorbanan, dalam cobaan, dalam godaan, bertahan selalu, sampai tetes darah terakhir, dan engkau akan
menghibur pengantinmu yang terjatuh ke tanah.
Perhentian VIII : ... dan sekarang engkau
haruslah mohon Aku yang hidup dalam
tabernakel; engkau harus meneruskan
karya-Ku sesuai dengan pelajaran yang engkau terima pada saat ini: yaitu
lupakanlah dirimu dan berbakti untuk menghibur umat manusia yang menderita.
Perhentian IX : Aku
membiarkan jatuhnya ketiga dan
yang paling memilukan dan aku berdiri
tegak serta melanjutkan perjalanan untuk
mengajar sampai titik yang mana anda harus tiba sebelum engkau berhenti.
Perhentian
X : Inilah kemiskinan! Di sinilah pengupasan
total kehendakmu, kesukaan/nafsud, keiningan... demikian engkau harus menghadap
pengantinmu, sebagaimana Dia menghadirkan diri kepadamu.
Perhentian
XI : Di sinilah tempat di mana Aku menunggu
engkau untuk perjamuan pernikahan di dunia ini. Baringkanlah dirimu bersama Aku
di atas salib ini, kurbankanlah dirimu bersama Aku kepada cinta Bapa yang
ilahi... Siapkanlah hatimu untuk disalibkan. Di sinilah...di sinilah Aku
menunggu engkau. Aku ingin anda merenungkan... memahami artinya “ keadaan
tertinggal”. Dan engkau tahu kepada siapa harus menyerahkan
diri dan caranya... Engkau tahu kepada siapa harus membakitkan diri dan dengan sejauh
mana kemurahan hati. Kontemplasikanlah pengantinmu yang tersalib karena cinta
padamu dan renungkanlah sampai ke mana perlu untuk membalasnya..
Perhentian XII : Inilah,
aku disalibkan ! Lihatlah Aku, oh,
pengantinKu, sebab Aku pun memandang engkau di antara selumbung kemerahan
darahKu. Kepadamu juga aku ingin berkata : Pengantin tercinta hatiKu ditembusi oleh tembak yang kejam,
teruskanlah karya-Ku di dunia ini! Teruskanlah hidup-Ku dan berusaha agar tidak
setitik pun tinggal kosong! Kontemplasikanlah pengantinmu di dalam sakrat maut,
dan yang wafat untukmu! Engkaulah yang harus menghidupkanNya kembali dalam
dirimu... kita akan bertemu kembali!
Sekarang teruslah berjalan sampai ke pemakamanKu!
Perhentian
XIII : Maria!.. Yesus!.. Bukan saja di dalam
pelukan yang murni dan di pangkuan yang sangat suci, ya BundaKu, Aku ingin
dibaringkan, tetapi dalam pelukan dan di pangkuan pengantin-Ku yang
terkasih juga. Terimalah Aku,
pelukkanlah Aku erat pada hatimu
bagaikan seikatan kemenyan dan
dalam dirimu Aku menyerahkan diri-Ku seutuhnya.
Perhentian XIV : Pengantin-Ku! Pengantin-Ku!.. Jangan
meratap, jagang menangis... Aku tidak turun ke liang kubur: aku tidak
menyembunyikan diri kepada pandangan cintamu! Inilah Aku... Aku datang kepadamu
untuk hidup tersembunyi dalam dirimu...
Dalam dirimu juga Kupilih tinggal dan Aku tunggu darimu perhatian,
kelembutan hatimu yang penuh cinta. Saya mau agar kesatuan/hubungan di antara
kita berdua penuh dan benar. Kepada
pengawasanmu yang lembut pasti semua halangan hilang. Kepada cintamu sebagai
pengantin, usaha/pahala yang suci untuk menyatukan jasa-Ku yang tak terbatas
agar keinginan bersama terealisir. Aku memberkati engkau dengan curahan hati-Ku
dan dengan Aku, BapaKu dan Roh Kudus memberkatimu. Amin.
Nessun commento:
Posta un commento