Q U A L I I F I O R E T T I
( Seperti bunga-bunga Kecil )
TULISAN
BEATA MARIA PIA MASTENA
“Seperti bunga-bunga pada malam yang dingin,
membungkuk dan
menutup diri,
lalu matahari
menyinari mereka,
berdirilah mereka semua
terbuka dalam batang mereka...( 1,2,127 )
Inilah tulisan/pikiran
yang diambil dari riwayat Beata Maria Pia Mastena, Pendiri Kongregasi Suster-
Suster Wajah Kudus.
Dalam
tulisan-tulisannya, ditemukan kebijaksanan dan aksesi Kristen yang
dilaksanakannya dengan tekun dan setia.
Pada umumnya dalam seorang Pendiri, selalu
dicari kebijaksanan hati dan inilah yang membuat Madre Mastena menjadi Beata.
Buku kecil ini
merupakan sebuah rangkaian bunga yang menghisasi hidup suster Wajah Kudus
sebagai alihwarisnya di mana mereka dalam kesederhanan berusaha merupai Madre
Pendiri dengan tujuan yang sama, yaitu menyinari dunia ini dengan cahaya Wajah
Yesus yang dicarinya.
QUALI I FIORETTI
SEPERTI BUNGA-BUNGA KECIL
1.
Apabila aku berdoa dan sering juga di jalan-jalan,
sedang mengajar di sekolah, sedang berbicara dengan seseorang, tiba-tiba saya
merasa diliputi oleh semangat yang membalut, yang memasuki saya dan meresap seluruhnya.
2.
Jiwaku hidup dalam damai: hatiku dalam cinta dan akal
budiku di dalam Allah, sehingga di dalam seluruh pusaran kerja, khususnya dalam
periode yang terakhir, hanya karena kebaikan pengantin surgawi, saya tidak
tahu, saya tidak percaya bahwa seperempat jam berlalu, tanpa merasa, tanpa
menikmati keakraban surgawi dengan Yesus, yang WajahNya manis menggembirakan malaikat
surgwi.
3.
Saya tersesat dalam Allah: saya sudah mati! mati untuk diriku sendiri… tidak ada dunia
lagi, tidak lagi diriku…tidak ada lagi apa-apa: semua kasih sayangku, seluruh kehendakku,
keadaan saya, segalanya, sudah kuserahkan kepada kekasihku Yesus Kristus.
4.
Menderita sambil mencintai… mencintai sambil
menderita. Mencintai dan menderita untuk cinta abadi, inilah program paling
singkat untuk kekudusan… Perlu kematian mistik…mengatasi semuanya, mematahkan
rasa sayang, yang bukan bagi Allah… membasmi setiap ikatan yang menghalangi kemajuan
jiwa.
5.
Hanya kehendak Allah saja… cinta memberikan saya
penderitaan kematian… tetapi kematian memberikan kepada saya manisnya cinta.
6.
Jiwa yang mengikuti Yesus ingin supaya semuanya mati
dalam dirinya: penghakiman, keinginan, kecenderungan untuk menjadil seluruhnya,
dalam Yesus Kristus dengan hidup menurut semangatNya, sebagai korban, yang
dipersembahkan demi Allah dan Gereja.
7.
Salib kudus…! Ya saya terima, ya Yesus, tetapi saya
mau terima dari tanganMu… Tolonglah saya dan saya akan menderita. Saya tahu
bahwa penderitaan adalah ciuman yang Engkau berikan kepada jiwaku. Ulangilah
ciuman-ciuman ini dan saya akan membalas dengan cintaku sebagai pengantin.
8.
Saya berharap kalian benar-benar setia kepada
kewajiban kebaktian dan melaksanakan dengan baik renungan kudus. Semoga kalian
bersemangat dalam perlombaan menjadi kudus. Perhartikanlah kurban-kurban kecil,
hal-hal kecil, angkatlah jiwa ke surga dengan doa pendek dan komuni rohani.
Angkatlah hati kepada Tuhan dalam persatuan akrab dengan Pengantin manis Yesus.
9.
Pintar! Pintar! Kerjakan demi cinta kepada Yesus yang
manis dan demi keselamatan jiwa-jiwa yang sudah ditebus dengan darahNya yang
Mahamulia untuk Kongregasi yang tercinta, agar kita semua dapat memenuhi
keinginan Pengantin surgawi dan mencapai kekudusan yang benar demi
kemuliaanNya.
10.
Besar dan istimewa tujuan panggilan kita, sama besar
dan istimewa kewajiban kita: lebih besar dan mulia jasa-jasa kita di surga
dimana kita akan mengkontemplasikan Wajah Kudus Pengantin surgawi kita.
11.
Darah dari sengsara Yesus…! Betapa mulia… Betapa hormat…! Betapa agung bagi kita! Darah ini
disimpan, diserahkan dengan cinta yang tak terkatakan kepada
pengantin-pengantingNya, para Wajah Kudus.
12.
Keheningan dengan Yesus di padang gurun. Marilah kita
berdiri dekat denganNya dengan jiwa yang berkobar cinta kasih dan marilah kita
menghibur hatiNya yang Ilahi. Hendaklah kita mengawasi hati kita dan jiwa kita
dalam kesunyian.
Silentium suci! Kita menghindari setiap kata yang tak
berguna; kita akan bertanggung jawab kepada Alllah…
Silentium! dan kemurnian jiwa kita akan terjamin.
Awas! Awas! Jangan menodai keindahan keperawanan dengan perkataan-perkataan dan
mungkin dengan percakapan yang tak pantas untuk orang yang sudah menyerahkan
diri kepada Tuhan.
13. Saya menasihatkan kalian semua keheningan, doa,
semangat akan ketaatan kepada konstitusi, semangat berkorban, dan sopan-santun
dengan orang… jangan huru-hara, jangan ada hal-hal tak teratur…perlu mengutamakan ketaatan mutlak akan konstitusi suci.
14. Betapa
tak peduli rasa tidak berterimakasih menyusahkan Wajah Ilahi yang manis itu, yang
menatap terus menerus kita dengan pandanganNya yang bercahaya, penuh kebaikan
dan kehalusan yang tak terkatakan, penuh belaskasihan yang paling tinggi…
seperti mau minta penghiburan, pemulihan… segala kepekaan cinta kita.
15. Hendaklah " Protector Noster
" diucapkan beribu-ribu kali dengan jiwa yang bernyala, juga dalam
pengorbanan-pengorbanan kecil mulai dari saat pertama kali membuka mata di pagi
hari dan juga sampai selamanya. Hati yang bernyala tidak akan mendapat
kesulitan: jiwa yang riang gembira selalu membara, jiwa yang selalu membara
selalu riang gembira!
16. Dengan mengkontemplasikan Wajah Kudus cinta kita
yang paling manis, hati kita akan melebar… piala beremas dan bermutiara hati
kita untuk menerima apa yang paling berharga yang ada di bumi dan di surga…
Darah… darah Ilahi yang termulia yang mengalir dari luka duri-duri.
17. Saya berharap mendapatkan saudari-saudari seperti
penghuni surga, terutama sedang berpikir tentang anugerah besar yang Kongregasi
peroleh biarpun secara tak pantas, akan berada di kaki Wakil Yesus Kristus…
Adalah kejadian bersejarah sangat penting untuk Kongregasi dan kita mesti sangat
berterima kasih kepada Allah yang baik dengan kelakuan kita suster-suster yang
sempurna dalam praktek keutamaan-keutamaan yang indah, dalam korban total diri
sendiri.
18. Kepada kita sudah diserahkan Wajah Kudus, Wajah
Ilahi di mana malaikat-malaikat surgawi mencerminkan diri, penuh kekaguman:
Wajah Ilahi kegembiraan orang kudus untuk selama-lamanya.
19. Perlu cintakasih yang besar, dengan menolong di
rumah, dimana kita diutus dan jangan… jangan… jangan mencari kenikmatan atau
kepuasan diri sendiri sebab itu bukanlah “mencintai Yesus” sebagaimana mestinya.
20. Ketaatan…! Ketaatan kepada peraturan, ketaatan
kepada pemimpin rumah: dia mewakili Muder dan mewakili Allah sendiri. Berbahagialah
suster yang pada hari Paska menemukan jiwanya tenggelam seluruhnya dalam Yesus
yang bangkit.
21. Siapkanlah kamu juga “belukar yang bernyala…”
Bukan lampu tetapi “belukar” dan semoga saya mendapat kalian hilang dan terbakar
dalam Dia.
22. Kesunyian batin adalah latihan termulia yang
mengantar kepada kesempurnaan. Kesunyian adalah dasar seluruh kehidupan rohani.
Dari kesunyian lahir konsentrasi, dari konsentrasi kesalehan, dari kesalehan
doa, dari doa kesatuan dengan Allah, dari mana mekar kesempurnaan.
23. Semoga cintakasih yang manis menjadi pusat gemilang
setiap gerakan batin, hati, perbuatan. Jangan kita lupa… jangan lupa kita
menderita, tetapi jangan menyebabkan penderitaan.
24. Saya menganjurkan: keheningan, kesunyian,
silentium sepanjang hari dengan kesungguhan yang adalah tanda jiwa-jiwa seorang
religius. Dan jadilah orang kudus, semoga pada kedatangan saya mendapatkan
kalian bersemangat, pahlawan, suci.
25. Dalam memperhatikan kelakuan kalian dan juga
kegembiraan dan kerelaan untuk berkorban
pada setiap saat, setiap perintah, setiap penolakkan, sering saya bersukaria
sampai pengaruan. Baiklah! puteri-puteri tercinta dalam Tuhan, baiklah! Pasti, - dengan menghindari pelanggaran yang
kecil, kalian mengikuti dengan setia dan sangat mulia panggilan kudus.
26. Pintu surga hanya terbuka bagi yang tak kenal lelah
dalam jerih payah, bagi orang yang gembira dalam kesusahan, untuk yang percaya pada
kematian.
27. Doakanlah dan terutama usahalah yaitu tegaskanlah
kaul yang sudah diucapkan di atasaltar suci, mematuhi peraturan suci yang indah
dan tercinta. Mematuhi dalam segala titik, khususnya dalam silentium, dalam
tidak memaafkan diri, dalam matiraga, dalam tidak mengeluh. Kalian sudah
berjanji: tegaskanlah itu dengan berkata mau mati daripada tidak setia.
28. Betapa indah kehidupan suster yang hidup selalu dengan
hatinya terangkat ke surga dan terpisah dari semuanya; dia mengusahakan saja
menjadi suci demi keselamatan jiwa-jiwa, yang ditebus oleh darah Mahamulia
Yesus Pengantin yang manis… Itulah hidup kita.
29. Sepatah kata dari saya juga, dengan harapan bahwa
puteri-puteri yang tercinta dapat menjawab dengan baik akan rahmat panggilan
suci dengan melaksanakan keutamaan-keutamaan sesuai dengan kaul-kaul suci, dan mempersiapkan
diri melalui satu periode yang benar suci… Celakalah kalau Yesus berkata:
“Pergilah dari saya, karena saya sangka bahwa engkau tidak akan setia ”. Demi
cintakasih! Libatkanlah Bunda Maria menjadi Ibumu, dan buat kalian kudus.
30. Jadilah baik-baik, jadilah malaikat! Patuhilah
kepada peraturan dengan penuh cinta seperti kepada hati Yesus! Marilah
mencintai Yesus, mencintai dengan manis, tetapi juga dengan sangat, karena kita
tahu bahwa Dia tidak mau kelemahan-kelemahan, tetapi jiwa-jiwa siap berkorban,
siap bernyala-nyala dan menghabiskan diri.
31. Jadilah baik-baik, peliharalah keheningan, jadilah
saleh, rendah hati, rendah hati, sangkalkanlah dirimu dalam segala-galanya dengan
banyak bunga-bunga kecil: pikullah salib yang sudah diberikan oleh Yesus dengan
beban halus dari konstitusi suci dan ketaatan kudus. Yesus akan berkata
kepadamu: marilah, ikutilah, kita disini akan hidup selalu bersama, selalu
bersatu. Betapa bahagia untuk jiwa yang mencintai, untuk suster yang benar,
pengantin Yesus!
32. Marilah, lepaskanlah diri kita dari bumi… lepaskanlah
diri kita dari bumi ini, hai saudari-saudari,
hai puteri-puteri yang tercinta, dari bumi ini yang berlumut…Lepaskanlah diri
kita dari bumi ini dan ingatlah bahwa bumi ini adalah simpanan kehendak kita,
bumi adalah cinta diri, bumi adalah egoisme dasar yang tidak sanggup menyangkal
semuanya… semuanya…semuanya termasuk hal-hal rohani juga, yang bukan rohani
lagi, kalau dicarinya demi kepuasan manusiawi.
33. Saya mau bermegah dalam kemiskinan… dalam
kemiskinan, dengan tidak menuntut sesuatu, dengan mengorbankan semuanya… oh
betapa indah, betapa indah kemiskinan, yang sudah dicintai oleh Yesus, yang
memilih kandang sebagai tempat kelahiranNya!
34. Keperawanan adalah anugerah total, penyerahan
total: mata, jiwa-jiwa, dua hati yang bertemu dan meleleh bersama.
35. Yesus berkata kepadamu: berdoalah seperti saya
sudah berdoa di kebun Zaitun, terimalah penderitaan seperti saya sudah
menderita di Salib: berdiam seperti saya berdiam diri di depan
pengadilan-pengadilan
36. Saya akan menjadi martir Ekaristi… karena cinta
akan Ekaristi saya akan mati. Tetapi untuk menjadi martir Ekaristi perlu diubah
dalam Ekaristi, yaitu menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah di altar
salib. Semuanya dipermudahkan oleh cinta.
37. Ketenangan rohani kita akan selalu bermotifasi
akan penyesuaian kita kepada kehendak Allah: dan kegembiraan hati kita akan
selalu berbanding dengan jumlah pengurbanan yang kita lakukan untuk memelihara
cinta kasih dengan sesama.
38. Saya sangat menganjurkan memelihara semangat religius
yang benar, kehidupan batin, keheningan, silentium, hidup dalam damai,
kegembiraan dan sukacita.
39. Saya ingin suster-suster dan bukan boneka-boneka…
saya ingin suster-suster dan bukan hantu-hantu Suster… saya ingin suster-suster
yang menyatakan dalam kelakuan bahwa mereka adalah orang yang sudah
mempersembahkan diri kepada Allah.
40. Dalam setiap karya baru timbul tipu daya dan
timbul di sebuah salib. Sementara itu kita memiliki rahmat untuk terus
menderita. Karena bagaimanapun, itu adalah baik untuk kemuliaan Wajah Kudus,
hendaklah kita mohon dari surga dengan semangat yang berkobar anugerah yang
kita nantikan.
41. (Trinitas) Misteri cinta yang tidak dapat
dipahami, ya, misteri cinta sebab dalam misteri Allah Tritunggal ada secara
eksplisit, lebih jujur, lebih jelas, lebih tepat apa yang dilakukan, dan apa
yang menghasilkan cinta. Tetapi dengan kata-kata tidak dapat dijelaskan: dirasakan,
dimengerti, ditembusi… untuk mengatakan tidak bisa....
42. Bersatu dalam hati, majulah kita, dengan percaya,
dengan bernyala-nyala, dengan murah hati, dengan kerendahan hati, rendah hati, rendah
hati.. dengan mengkontemplasikan Wajah Kudus, dengan pertolongan Maria tak bernoda,
ibu kita yang sangat manis…
43. Kita puteri-puteri istimewa Gereja Kudus… yang
dihormati dengan gelar Suster-suster Wajah Kudus, pasti kita tidak akan
membutuhkan banyak usaha untuk menyesuaikan diri dengan perasaan-perasaan sedih
dari keadaan liturgy saat ini. Semoga waktu yang berharga ini membuahkan hasil
bagi kita dengan semangat baru, dengan hati yang bernyala dan membangkitkan
semangat kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dalam
mengkontemplasikan misteri-misteri agung Penebusan kita.
44. Tidak, tidak, tidak, puteri-puteri yang sangat
saya kasihi, jangan kita menentang kristal jernih ini dan di atas sayap-sayap
cinta yang murni, diwarnai oleh darah pengorbanan-pengorbanan kita yang dibuat
atau diinginkan dengan kemurahan hati yang harus membawa sampai ke eroisme,
kita mempersembahkan kepada Pengantin semua hidup kita.
45. Demi cinta surgawi, sudilah kalian
mendesak…bertahan dengan seluruh tenaga: berdoalah…agar Yesus yang manis,
melalui tangan Maria Tak Bernoda membiarkan mengalir setetes DarahNya yang amat
berharga… agar karena jasaNya tak terbatas rahmat yang sebesar itu dikabulkan: berdoalah…
berdoalah… berdoalah!
46. Perlu menggunakan kebaikan paling besar: jika kita
memakai sikap manis yang besar, kita akan menang. Marilah kita memohon Bunda
Maria! Tetapi saya utarakan sikap manis dan cintakasih. Tidak perlu mempercepat.
Jangan kita kesal. Pendiri kita yang mulia sudah menyelamatkan banyak imam
dengan kesabaran dan dengan tidak menghukum orang.
47. Pakailah seluruh tenaga untuk menunjukkan ketidakpedulian
dalam segala hal: oleh sebabnya mulai sekarang, hanya dua ungkapan, dalam
sukacita dan dalam dukacita: “ Fiat ” dan “ Deo gratias ”.
48. Marilah kita hidup di surga dan dari surga, selalu
setia kepada Pengantin Ilahi kita: selalu diliputi rasa cinta dan berterimakasih
karena panggilanNya yang Ilahi: selalu terikat dan tererat, tak tergoyang dalam
panggilan suci kita: selalu gembira dalam ikatan tiga kaul, berani melawan
setiap godaan dan setiap kesempatan yang menyusahkan Yesus, menlawan setiap
kepuasan diri sendiri yang tidak menyenangkan Yesus.
49. Doakanlah agar Pengantin tercinta mengutus
rasul-rasul baik dan suci untuk menghormati dan bekerja demi kemuliaan WajahNya
yang kudus.
50. Usahakanalah untuk semakin menghaluskan
perasaan-perasaan semangatmu dengan menghilangkan kelemahan-kelemahan, yang
lebih sering menonjol… Jagalah silentium dan lebih-lebih jangan bersungut-sungut.
Hati-hati mengambil keuntungan, tanpa mengeluh dan tanpa tanda jelek, demi
cinta akan Yesus dan demi persiapan untuk menyambutNya dalam Komuni dengan
kemurnian lebih besar.
51. Puteri-puteriku, jadilah semakin baik! Pelajarilah
Konstitusi Kudus, terutama mengenai kaul-kaul. Muder membawa kalian dalam hati
dan memang menderita banyak tetapi Yesus akan mengubah penderitaan besar ini
menjadi sukacita. Puteri-puteri yang terkasih, semoga pada waktu perang berlalu,
kita semua sudah menjadi lebih kudus.
52. Dalam menyatakan rasa sayang, yang dipenuhi denga kesucian,
bernyala kehalusan dan dalam mengorbankan semua afektivitas diri kita dari
ketiadaan, akan menghasilkan perngorban, penyempurnaan yang sepenuhnya
diantisipasi dari diri kita sendiri dalam Yesus sehingga kita akan hidup
dalamnya, dengan meresapi elemen-elemen daya hidup murni darinya dan semua
aktivitas kita akan menjadi ilahi.
53. Hendaklah kita setia secara eroik kepada kewajiban
untuk membuat Wajah Yesus selalu gembira dan tersenyum. Semoga tidak pernah
terjadi bahwa dalam Kongregasi kita yang terkecil, suatu pelanggaran sengaja,
suatu kekurangan yang dikehendaki… Hanya demikian Kongregasi Wajah Kudus akan
berkembang dimana-mana. Hanya demikian kita akan memperkenalkan Wajah Kudus
Yesus, kita mewartakan kebaktianNya, memulihkan dan menyilih dalam perbuatan
gambaranNya yang Ilahi, terluka oleh dosa.
54. Perlu supaya Wajah Ilahi Yesus diperbaharui dalam
semua jiwa. Semoga gambaranNya yang Ilahi, terluka oleh dosa, penghujatan, kejahatan
besar memerintah. Oportet illum regnare!.
55. Maukah kalian mengucapkan kaul-kaul suci? Baiklah
kalian harus taat, sampai menjadi serupa dengan Yesus korban tak bercela di
atas salib, sampai dapat mengucapkan: Yesus, Yesus, Yesus… saya sungguh
mencintaMu. Saya mau hidup untukMu, untukMu, untukMU oh kekasihku yang manis,
untukMu saya mau mati, saya mau mati seperti korban tak bercela di salib, mati
untukMu! Firdaus! Firdaus! “Apakah kamu sudah
siap begitu? Mari datanglah untuk menerima pelukan Yesus, bersama dengan
pelukan Ibumu!
56. Hendaklah kita membiarkan diri kita ditarik secara
manis dan dalam dari pelbagai manifestasi Wajah Kudus Yesus dan Dia tidak akan
menolak sesuatu dari orang yang sanggup menyerahkan diri dalam cinta, memberi
diri, mengorbankan diri, mempersembahkan diri kepadaNya.
57. Adalah titik sangat penting dalam latihan
cintakasih untuk persiapan perjumpaan abadi dengan Pengantin: berbuat baik
kepada sebanyak orang mungkin. Senyuman kesukaan Ilahi Wajah Yesus yang amat
manis pasti ada.
58. Marilah kita teruskan doa yang bernyala-nyala: kunci
emas yang sungguh benar untuk membuka pintu-pintu gerbang Penyelenggaraan
Ilahi.
59. Oh pandangan kita kepada Wajah Kudus… Perjumpaan
tatapan kita dengan tatapan Ilahi Yesus… itulah yang dikehendakiNya dari kita..
Pengantin penuh cinta ingin supaya kita hanya jadi milikNya. Ia mau melihat apakah
mata kita adalah mata merpatiNya…lemah lembut, sederhana, murni..
60. Hati-hati jangan mengurangi keindahan jiwa dengan
perkataan dan yang lebih buruk, dengan percakapan yang melanggar cintakasih.
Celakalah untuk yang berbicara dan celakalah untuk yan menghasut, celaka besar
untuk yang mendengar, lebih buruk lagi jika Superior tidak siap untuk menjaga
dan juga untuk menghentikannya. Perhatikanlah juga pikiran-pikiran, yang dapat
beralih dan mengambil keindahan dari pikiran-pikiran yang semuanya harus surgawi.
61. Berlatilah dalam kurban-kurban kecil… mata… lidah…
dan pikiran juga. Arahkanlah pandangan kalian yang bernyala cinta kepada Wajah
Kudus Yesus dan kalian akan melihat mataNya yang Ilahi menatap kalian untuk
semakin menambah cintaNya.
62. Saya berharap semuanya akan berlangsung dengan
baik mengenai karya-karyamu, terutama Aksi Katolik. Lakukanlah semua yang kamu
dapat. Kalau sekarang tidak mendapat sekolah kerajinan/laboratorium,
berusahalah belajar katekismus, supaya nanti kamu dapat mengajar dengan baik…
Saya pikir tidak perlu saya menegaskan ketetapan dalam kebaktian doa dan semangat.
63. Apakah tidak benar bahwa dengan memelihara
kesatuan yang akrab dengan Pengantin yang tak bercela dan dengan mengarahkan
kepadaNya rasa sayang hatimu, engkau dapat hidup dalam ketenteraman yang
berlimpah, dalam damai, dalam kegembiraan? Dengan demikian roh yang merasa
bebas lebih bersedia untuk berkorban, dan oleh karena itu untuk karya kerasulan
demi mengantar jiwa-jiwa kepada Yesus.
64. Setiap bisikan/inspirasi yang baik adalah sinar
ilahi yang menembus hati kita, sehingga walaupun dalam hal-hal kecil, kita
harus mendengarkannya dan mematuhinya.
65. Untuk puteri-puteri yang kepadanya Muder mengulangi
ribuan kali dengan cinta: perhatikanlah apa yang diajari kepadamu supaya kamu menjalankan
kehidupan religius yang adalah hidup sempurna. Jangan kalian membuat sesuatu,
walaupun yang paling kecil, dengan sengaja.
66. Ya, ya, semoga Anak Yesus yang manis meliputi
kalian dengan Roh IlahiNya, dan semoga Ia menyalakan dalam dirimu api yang Dia telah
dinyalakan di bumi dengan kedatanganNya dalam hati semua orang, khususnya dalam
hati Pengantin-pengantinNya yang tercinta. Semoga dalam diri kita ada
perlombaan kesucian dengan latihan keutamaan-keutamaan, yang Dia mengajar
kepada kita dari kandang miskin, dari palunganNyakudus .
67. Puteri-puteri tercinta, begitu..ya, begitulah
baik. Cintailah Yesus bersama Ibu kita yang sangat manis, Maria Tersuci. Adakah
tugasmu setiap hari mempersembahkan rasa sayang yang bernyala untuk menghiasi
karyamu yang suci dan dengan demikan selalu siap sedia, penuh kesucian dan
cinta untuk mendekati meja ekaristi, selalu siap untuk berterimakasih kepada Yesus
atas anugerah IlahiNya.
68. Karya kita yang sederhana ini cenderung, dengan
berkat Tuhan, semakin berkembang. Dialah hanya alat esternal dari cintakasih
yang dilakukan di sini, karena tujuan utama kita adalah mewartakan, memulihkan
dan membaharui gambar manis Yesus dalam jiwa-jiwa.
69. Laksanakan perbuatan-perbuatan, baik yang kudus
maupun yang biasa, dalam semangat yang berkorban menurut teladan Yesus Kristus,
jadikanlah jiwa sebagai korban dalam keadaan penyerahan diri tetap/sejati.
70. Jangan mengeluh! Selalu senang tentang ada yang
diatur atau diizinkan oleh Pengantin manis Yesus. Mari jangan mengeluh dengan
seseorang, tentang siapapun dan untuk alasan apapun, baik secara lahiriah,
maupun batiniah.
71. Saya
anjurkan dengan sangat: memelihara semangat religius yang benar, kehidupan
intim, konsentrasi, silentium, hidup dalam damai, sukacita dan gembira.
72. Saya beruntung unutk menghadapi Bapa Suci Pius
XII, untuk ditanyai, mendengarkan nyatnya yang paling suci mengenai kita.
Karena kamu tahu, Beliau mau supaya kita menjadi pewarta, rasul-rasul sejati
kebaktian kepada Wajah Kudus, juga di luar negeri. Ini bukan saja suatu
kewajiban, tetapi hal istimewa.
73. Waspadalah terhadap kesempurnaan religius karena waktu
berlalu dan celakalah kalau kita didapati dengan tangan kosong: lebih buruk
lagi kita harus bertanggungjawab atas Konstitusi yang tidak ditaati. Ayo! Semua
bergiat mencapai kekudusan.
74. Perlu menggerakkan Hati Yesus dengan kelakuan
kita, yang rendah hati, rendah hati, dijiwai oleh semangat religius yang benar.
75. Marilah kita berlaku sebagai malaikat, hai
puteri-puteri yang terkasih… sebagai malaikat! Jauh! Jauh setiap hal yang bukan
bersifat malaikak yang tidak bersifat surgawi! Jauh, jauh yang tidak bersifat
surgawi. Semoga kita seperti malaikat, hai puteri-puteri yang tercinta dalam
Yesus Kristus! Jadilah kudus, hai puter-puteri tercinta, jadilah kudus! Segera
berlalu kehidupan ini, penuh sengsara dan penderitaan dan kemudian? Firdaus!
Firdaus! Firdaus. Saya menganjurkan, puteri-puteri tercinta, dengan tangan
terkatup, dengan hati berdukacita, penuh cinta dalam Yesus untuk kalian.
Jadilah malaikat! Jadilah orang kudus! Tidak ada orang yang akan dapat memarahi
kehidupanmu, kelakuanmu, apabila kamu seperti malaikat… seperti orang kudus.
76. Marilah kita menyerahkan semuanya kepada Yesus dan
berusaha berdoa banyak, terutama berlatih dalam keutamaan-keutamaan, terutama
hidup dalam pemusatan dan mengikuti bisikan-bisikan Ilahi…Perhatikanlah,
perhatikanlah, perhatikanlah Konstitusi suci dalam segala titik walaupun kecil,
tanpa batas-batas mental, tanpa menduga izin yang tidak dapat diberi secara
lisan. Tidak, tidak, taatilah dengan kehalusan cinta, Konstitusi kita begitu
indah, begitu kudus, begitu cemerlang dan jangan keluar dari mulut kita sat napaspun
yang menantang/melawannya.
77. Marilah kita berjanji bahwa tidak ada bayangan tak
sempurna yang akan mengurangi cahaya jiwa kita. Marilah kita berjanji bahwa
kita akan mencintai Yesus, banyak, banyak… kita akan mencintaiNya seperti tidak
pernah sudah kita mencintaiNya… kita akan mencintaiNya untuk menyilih
kedinginan kita di masa lampau, ketidakhangatan, masa bodoh kita terhadap
cintaNya.
78. Ingatlah kehadiran Tuhan… Ingatlah bahwa kamu
adalah suster-suster: kesenangan ya, sukacita suci ya… huru-hara tidak.
Merenung dengan gembira: pikirkanlah Yesus, angkatlah hati kepadaNya sambil
memohon setiap saat supaya mengatur dalam dirimu, dalam hatimu ribuan nyala hatiNya yang Ilahi. Demikianlah kalian
suster-suster, dan bukan dengan cara lain.
79. Kita sebagai suster yang baik tidak perlu mencari
alasan-alasan: cukuplah Superior sudah berbicara dan kewajiban kita ialah
mentaati, tanpa menyelidiki alasan… Itu karena kebijaksanaan indah dan suci,
yang begitu dibuhkantu di desa-desa kecil, yang begitu mudah omong kosong.
80. Hai puteri-puteri pa yang saya mau katakan? Marilah
kita berdoa, berbuat baik, memelihara silentium, merendahkan mata, bermatiraga.
Hayatilah semangat religius yang benar… semangat yang begitu indah dari Suster-suster
Wajah Kudus.
81. Doakanlah selalu jiwa-jiwa yang tidak merasa
sentuhan halus dan kemanisan dari kekudusan…Berdoalah bersama dan banyak… Persembahkanlah,
korbankanlah…kosongkanlah diri… puteri-puteri, apakah sudah mengerti? Sudah
memahami suara Mudermu...? malaikat-malaikat…kehidupan seperti malaikat…surgawi…kudus..?
Kehidupan sempurna… persatuan cinta dengan Pengantin yang Ilahi.
82. Kita
sangat membutuhkan bantuan Allah, tetapi bantuan ini tidak akan datang jikalau
kita tidak rendah hati, tidak berkorban dan tidak memelihara keheningan. Kita sangat
membutuhkan bantuan Allah, karena saya takut bahwa Dia tidak berkenan dengan
kita: urusan-urusan Kongregasi seharusnya berjalan lebih baik. Semoga tidak ada
suster, yang sambil memeriksa diri harus berkata: “ saya juga bersalah”.
83. Jasa dari iman dan balasannya di surga tergantung,
bukan dari mujizat-mujizat, melaikan dari takluk akal budi kita kepada
perwujutan yang nyata.
84. Kegilaan salib adalah satu-satunya kebijaksanaan
sejati: pada pertemuan itu, kebijaksanaan dunia adalah kegilaan yang paling
terkenal.
85. Adalah tanda jiwa seorang paling sempurna, jika
dia dapat hidup tanpa penghiburan manusiawi atau Ilahi, dan menderita dengan
sukarela pengasingan dan kesunyian hati demi pengabdian kepada Allah, karena
demikian ada kepastian mencari bukan diri sendiri, melainkan berkarya hanya
demi kemuliaan Tuhan.
86. Kaul kemiskinan adalah janji dasyat…yang miskin
tidak membutuhkan sesuatu, tidak ingin pembedaan, membenci yang berlebihan, senang
dengan segalanya.
87. Kehidupan suster adalah kehidupan cinta dan kehidupan
cinta adalah korban. Suster-suster yang
terluka karena cinta, harus bernyala dan mengorbankan diri untuk Yesus.
88.Teruskanalah kalian menjadi semakin baik…bukan
kelemahan, setengah-setengah, kesenangan, kepuasan, penilaian sendiri,
melainkan kuat, murah hati, pencinta korban. Yesus tidak butuh orang yang lemah,
yang lari dari kebun Zaitun, yang takut didera, duri-duri, salib, kemartiran,
kematian. Dia tidak tahu harus bagaimana dengan itu/apa gunanya?
89.Teladan baik dimana-mana, tetapi terutama dengan
silentium suci. Silentium selalu suci, karena adalah perpisahan dari bumi,
adalah pengangkatan ke surga… adalah alat benar, keakraban sejati dengan Yesus.
Dan dalam keakraban berapa banyak rahmat yang bisa diminta, dimohon, diperoleh.
90. Yesus tidak lagi menginginkan protes-protes dalam
hal negatif: dan Dia menginginkan kasih yang murah hati, kuat, kostan, dan tanpa
syarat, memprotes tidak hanya dalam bentuk rasa saying, tetapi juga dalam
bentuk efektif yang psling tepat dan selalu lembut. Pada setiap langkah ada cara
untuk menunjukkan kepada Yesus cinta kita.
91. Suster yang dengan kehalusan cinta memelihara
keperawanan suci, dialah yang melihat Allah, dan lebih-lebih kalau nampak
kehalusannya untuk menjadi lebih cemerlang, lebih bercahaya dalam pandangan
Pengantin yang amat suci.
92. Saya berlutut di depan Yesus: saya ingin terbang
seperti merpati, sebaliknya Ia mengajak saya supaya hadir dalam bentuk anak
domba… Saya mempersembahkan diri untuk dikorbankan dan segera saya disilaukan
oleh rasa sayang.
93. Yesus berkata kepadamu: anda benar kalau berkata:
jiwaku seperti daun eders ( tumbuhan menjalar ), jadi letakkanlah itu diatas
hatiku… akan berakar dan akan menerima linfa yang berharga, yaitu darahku
sendiri.
94. Semoga Yesus yang baik mengutus kepada kita puteri-puteri
yang baik
(seperti dikatakan Bapak Uskup kita ) dengan tiga S :
Sehat, Sapiens dan Santa; bukan yang sudah dibina, tetapi yang rela dibina
terutama dalam dua S terakhir .
95. Wajah Kudus Yesus saya akan mengontemplasikan
selalu. KepadaNya saya akan menaruh tatapan cintaku, dan penyilihanku penuh
sayang.
96. Jiwa yang mencintai siap mengorbankan semuanya,
menderita semuanya, mengusahakan karya luar biasa karena cinta kepada Allah.
Tidak ada yang menakutkan, menahankan atau memberhentikannya dalam melaksanakan
apa yang diilhami oleh Allah.
97. Tidak ada yang lebih menghormati kita dan lebih
berguna bagi kita, selain membiarkan Yesus menguasai hati kita, pikiran, karya,
kesucian, kehidupan, kematian kita.
98. Suster yang hidup secara akrab dengan Yesus
berjalan disamping Pengantin disuatu taman kesukaan, dimana ia dapat memilih,
setiap saat, bunga-bunga halus untuk mempersembahkan dan meletakkan di atas
hati Ilahi, untuk menyenangkanNya dengan wangian yang sangat halus.
99. Pertimbangkanlah
bahwa kalau kamu menyerahkan diri sebagai korban Tuhan Yesus, kamu bukan lagi
milik sendiri. Kamu korban, jangan mencari menghematkan diri, carilah korban,
kerendahan, jadilah kuat, karena Yesus mau semangat kuat, penuh energi, bukan
yang bermalas-malasan.
100.Tujuanmu satu-satunya adalah kemuliaan Allah.Untuk
menambahkannya mintalah kepada Yesus agar berkenan bertindak atas dirimu,
menurut kehendakNya sendiri.
Nessun commento:
Posta un commento