Suster-suster wajah kudus dipanggil menjadi saksi
iman sebagaimana termaktub dalam Konstitusi, art 14 : “Kerasulan semua anggota
pertama-tama terletak dalam kesaksian hidupnya yang sudah dikuduskan, yang
harus dipelihara dalam doa dan tobat (lih. KHK Kan. 673). Oleh karena kegiatan
kerasulan kita termasuk dalam hakikat panggilan sebagai religius aktif, maka
seluruh hidup para anggota hendaknya diresapi dengan semangat kerasulan, dan
bahwa seluruh kegiatan kerasulan kita diilhami oleh semangat religius” .
Setiap anggota komunitas wajib
memberi kesaksian tentang Kristus melalui cara hidup yang sudah dikuduskan
lewat tanda sakramental, yakni
Pembatisan dan Kaul-kaul. Dengan Pembaptisan (dan Krisma), para anggota
menerima karunia Roh Kudus untuk bersaksi. Pembaptisan dan kesaksian bagaikan
dua sisi dari mata uang yang sama. Pembaptisan membuat seluruh anggota berani memberi kesaksian tentang Yesus
Kristus. Syarat untuk menerima baptisan dan kesaksian adalah bertobat,
sebagaimana yang ditandaskan oleh Rasul Petrus, “Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis 2:38).
Pertobatan di sini benar-benar merupakan suatu keputusan yang digerakkan oleh
Roh Kudus untuk memberi diri dibaptis. Pembaptisan ditandai oleh pengudusan
berkat pengampunan dosa. Maka, dapat dikatakan di sini bahwa kualitas hidup CSV
ditentukan oleh kesediaan para anggota untuk bertobat, sebab pertobatan
merupakan syarat mutlak memasuki Kerajaan Allah.
Di samping pembaptisan, CSV juga memberikan kesaksian lewat pengikraran dan
penghayatan kaul-kaul: Kemiskinan Apostolik, Kemurnian Apostolik, dan Ketaatan
Apostolik (Kons. 137). Ketiga kaul ini dilihat sebagai ciri utama
hidup religius.
Kemiskinan Apostolik CSV ditandai dengan kerelaan untuk melepaskan diri
dari keterikatan pada materi, dan sepenuhnya bergantung pada penyelenggaraan
ilahi. Dengan kaul Kemiskinan, para CSV mewartakan bahwa Allah itu satu-satunya
harta kekayaan manusia yang sejati. Kemiskinan CSV mengungkapkan penyerahan
diri seutuhnya kepada Allah. Kemiskinan adalah wujud nyata peneladanan terhadap
kemiskinan Kristus sendiri, yang walaupun kaya, telah menjadi miskin, supaya
karena kemiskinan-Nya kita menjadi kaya (2 Kor 8:9). Sambil menghayati pesan
konstitusi, CSV dituntut senantiasa mengusahakan kebutuhan nafkah dan karyanya,
serta membuang segala kecemasan dan menyerahkan diri seutuhnya kepada
penyelenggaraan ilahi (bdk. Mat 6:25). Kita berusaha memberikan kesaksian
bersama melalui kemiskinan, dan menyumbangkan dengan rela sesuatu yang dimiliki
bagi kebutuhan Gereja, terutama kaum miskin (bdk. PC, 13). CSV dapat memberi
kesaksian atas sikap kristiani terhadap kekayaan di mana setiap anggota tidak
lagi hidup terpisah dari masyarakat, sebagai lokus pengabdian, dan melalui gaya
hidup, para anggota memperlihatkan sikap lepas bebas dari materi yang paling
disenangi oleh mayarakat yang konsumersisme dewasa ini.
Kemurnian Apostolik CSV merupakan pengungkapan penyerahan diri kepada Allah
dengan hati yang tak terbagi (bdk. 1 Kor 7:32-34). Juga merupakan pencerminan
akan cinta kasih yang tiada batas dari pihak Allah bagi keselamatan dunia.
Kemurnian yang diikrarkan oleh para biarawati CSV harus dilihat sebagai
anugerah teramat luhur dari Tuhan. Dengan anugerah ini masing-masing anggota
CSV lebih berkobar dalam cinta kasih yang bersifat holistik, baik kepada Allah
maupun kepada umat manusia. Penghayatan kemurnian seperti ini menjadikan PRR
lebih terfokus pada pengabdian lewat karya kerasulan (PC, 12).
Ketaatan Apostolik CSV dihayati berdasarkan ketaatan total Kristus terhadap
kehendak Bapa. Dengan kaul Ketaatan, para biarawati CSV menyerahkan kehendak
sendiri secara penuh kepada Allah sebagai kurban. Lewat Ketaatan, para CSV
dipersatukan secara lebih teguh dan pasti dengan kehendak ilahi yang
menyelamatkan. Maka, sesuai teladan Kristus, yang datang untuk melakukan
kehendak Bapa, dan yang menerima rupa hamba (Flp 2:7), serta belajar taat (bdk.
Ibr 5:8) melalui penderitaan-Nya, biarawati-biarawati CSV, terdorong oleh Roh
Kudus menaklukkan diri dalam iman kepada para pemimpin, yang menggantikan
Allah. Dengan pengantaraan pemimpin, para CSV diantar melayani kaum beriman,
sebagaiman Kristus sendiri melayani karena ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa
dan menyerahkan nyawa-Nya bagi tebusan banyak orang. Dengan demikian para CSV
terikat lebih erat pada pelayanan Gereja, sebagai wujud kesaksian. Melalui ketaatan semacam itu, para PRR
“disatukan dengan lebih mantap dengan kehendak Allah yang menyelamatkan” (PC,
14).
Kemurnian,
kemiskinan, dan ketaatan memang merupakan kekhasan hidup membiara. Namun
kekhasan itu perlu ditunjang oleh hal-hal lain, yang tidak kalah pentingnya bagi hidup wadat. Aspek-aspek yang
dimaksud adalah persekutuan dalam hidup: berkomunitas, doa, ibadat, ekaristi,
serta pelayanan dan amal kasih. Semua ini mesti dihayati sebagai bentuk konkret
kesaksian yang diberikan oleh CSV kepada Gereja dan masyarakat. Bahkan bukan
tidak mungkin bahwa dari pihak CSV akan dituntut sebuah kesaksian yang lebih
tinggi dengan penyerahan diri dan penumpahan darah demi Kristus dan Gereja-Nya,
sebagaimana layaknya para martir terdahulu.
Kesaksian adalah sebuah maklumat dari Yesus,
yang harus dituruti oleh para pengikut-Nya. Pesan utama yang terkandung dalam
maklumat-Nya adalah pewartaan dan kesaksian tentang diri-Nya kepada dunia. Ini bukan
berarti Yesus ingin menonjolkan diri secara egosentris, melainkan Ia mau
menyatakan tawaran keselamatan universal yang dibawa oleh-Nya. Artinya melalui
hidup, sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya rencana keselamatan Allah atas
dunia terlaksana. Karena tujuan utama dalam kesaksian adalah keselamatan
manusia, maka para rasul melaksanakannya dengan penuh ketaatan dan tanggung
jawab, bahkan rela mati demi Kristus, sang pokok kesaksian.
Sebagai pengikut setia Kristus dan ahli waris
para rasul dalam hal kerasulan, CSV juga dipanggil untuk bersaksi. Kesaksian
CSV berpusat pada pribadi Kristus berikut keutamaan-keutamaan-Nya, yang dialami
dan dihayati melalui hidup wadat. Dengan kata lain CSV memancarkan kasih Allah
yang dinyatakan lewat Putera-Nya kepada dunia. Pancaran kasih yang dipantulkan
CSV melalui kesaksian akan menghasilkan iman, harapan, cinta, dan pertobatan,
serta kebajikan-kebajikan kristiani lainnya dari pihak umat, sebagai syarat
mutlak memasuki Kerajaan Allah.
Nessun commento:
Posta un commento