Sebuah Wajah yang terukir oleh
Trinitas ... ungkapan belas kasih Allah terhadap kemanusiaan yang terluka.
«Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam»
"... mengambil roti dengan kedua tanganNya, memberkati, memecah – mecahkannya, serta membagi – bagikannya kepada mereka ..." ( Lk.24 : 13-35)
“pemecahan
roti”, Yesus menumbuhkan, menguatkan dan mengutus. Tanpa membuang
waktu mereka bergegas pulang. Apa yang harus disampaikan tidak bisa ditunda
lagi.
Tuhan Yesus hidup, Dia datang
berjumpa dengan kami, Dia menjelaskan kepada kami Kitab suci dan kami mengenaliNya
pada saat Dia memecahkan roti!
Mereka kembali ke Yerusalem dalam keadaan
baru, kesedihan dan putus asa berubah menjadi sukacita yang besar … Saat ini,
kita semua adalah murud – murid di Emaus.
Kata Paus Fransiskus: “Kadangkala kita dicobai untuk menjadi kristiani sambil menjaga jarak dari luka – luka Yesus.
Tetapi Yesus ingin agar kita menyentuh kerapuhan manusia, menyentuh luka – luka
sesama yang menderita. Dia menanti agar
kita bersedia menyangkali zona nyaman baik secara pribadi maupun berkomunitas
yang membuat kita jauh dari penderitaan umat manusia, sehingga kita menerima
dengan sungguh – sungguh keberadaan konkrit sesama dan mengenal besarnya
kekuatan dari kasih sayang. Ketika kita melakukannya, hidup kita akan menjadi lebih mengagumkan dan kita akan mengalami hidup
sebagai umat pilihan, dan menjadi bagian dari umat pilihan”. (EG 270)
Kita dipanggil untuk menyentuh dengan tangan kita luka – luka sesama
yang menderita sambil Menyebarkan, Menyilih dan Memulihkan dalam diri mereka
dan dalam diri kita, Gambaran Wajah Yesus yang manis.
Nessun commento:
Posta un commento