|
LITURGY MENJELANG HARI RAYA PENTEKOSTA
KOMENTAR
Melalui Perayaan
Vigili Pentakosta, Gereja mengajak umat untuk mempersiapkan lebih matang untuk
menyambut Hari Raya Pentakosta yang berarti membuka hati, budi, dan pikiran
agar Roh Kudus sungguh masuk dan memenuhi hati kita. Bacaan-bacaan yang
ditawarkan pada malam menjelang
Pentakosta menampilkan peran Roh Allah sejak Perjanjian Lama. Karya Roh itu
dikenali dengan daya yang mengalir, yaitu mengajar berdoa, mengajak kita untuk
bijaksana, membuat kelemahlembutan, dan bahkan sering dengan tanda-tanda ajaib.
Dan dalam Roh yang sama, kita mohon agar dihidupkan lagi semangat iman kita.
Dalam Roh yang sama kita mohon dikuduskan pula hidup kita.
LAGU PEMBUKA
TANDA SALIB DAN SALAM
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
Amin
Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
Dan bersama rohmu
DOA
Marilah kita berdoa:
Kami mohon, ya Allah yang Mahakuasa, semoga semarak kemuliaan-Mu bersinar atas kami dan terang cahaya Roh Kudus meneguhkan hati mereka, yang telah dilahirkan kembali karena rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.
LAGU
MAZMUR (Mzm 33:10-11, 12-13, 14-15)
Refren: Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai Engkau
1. Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku. Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya." Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya.
Refren: Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai Engkau
1. Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku. Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya." Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya.
2. Baiklah kita berangkat berjalan
terus; aku akan menyertai engkau. Tetapi Yakub berkata kepadanya: "Tuanku
maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada
kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari
saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati.
3. Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir." Lalu kata Esau: "Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku." Tetapi Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja.
3. Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir." Lalu kata Esau: "Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku." Tetapi Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja.
Hening
Marilah
kita berdoa:
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar perayaan Paskah dirangkum dalam masa suci lima puluh hari. Anugerahkanlah Roh-Mu agar bangsa-bangsa yang tercerai-berai dan berbeda bahasa dan budaya dihimpun kembali dan bersatu padu memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar perayaan Paskah dirangkum dalam masa suci lima puluh hari. Anugerahkanlah Roh-Mu agar bangsa-bangsa yang tercerai-berai dan berbeda bahasa dan budaya dihimpun kembali dan bersatu padu memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Komentar.
Ada 1 element rahasia yang sangat penting
dalam peristiwa Pentakosta seperti yang digambarkan dalam Kis 2:1-11, yaitu
API. Allah Roh Kudus dilukiskan sebagai lidah-lidah api yang turun di atas para
rasul.Bukan sekali ini saja kehadiran Allah dilihat dalam bentuk api. Dalam
kisah Allah menampakan diri kepada Musa, Allah tampil dalam semak yang terbakar
(api). Sebenarnya API dalam budaya Timur Tengah adalah element yang sangat
penting dan suci. Api melambangkan 3 KUASA ILAHI.
1. Api itu MEMURNIKAN
Dalam Kitab Suci api selalu dipakai untuk memurnikan emas atau logam lainnya. Dari tanur api akan keluar emas yang murni. Api juga digunakan dalam korban bakaran. Hewan kurban yang disembelih akan dibakar di atas altar dengan tujuan memperbaharui perjanjian manusia dengan Allah.Dalam peristiwa Pentakosta, perjanjian antara Allah dan manusia DIMURNIKAN kembali. Manusia diberi kekuatan baru untuk hidup sebagai umat perjanjian. Dengan menerima Roh Kudus, para murid dimurnikan, diubah menjadi pribadi-pribadi yang sama sekali baru, mereka lebih mengenal Kristus dan lebih berani dalam mewartakan Kristus.
2. Api itu MENYATUKAN
Api Roh Kudus mempunyai kekuatan mempersatukan segala perbedaan yang menjadi ganjalan dalam hidup manusia. Lidah-lidah api yang turun atas para rasul membuat mereka mampu berbicara dengan bahasa yang bisa dipahami semua orang.Orang-orang dari berbagai bangsa dan bahasa, mengerti apa yang dibicarakan para rasul. Inilah simbol kesatuan itu. Masih ingat kisah menara Babel. Kesombongan manusia membuat Allah menghukum mereka dengan mengacaukan bahasa mereka. Dalam peristiwa Roh Kudus, hukuman itu dicabut. Manusia yang berbeda-beda itu dijadikannya satu, saling memahami dan mengerti dalam bahasa baru yang disebut BAHASA KASIH.Bahasa kasih inilah yang menjadikan seluruh manusia sebagai UMAT ALLAH YANG SATU. Manusia yang berbeda-beda kini dapat bekerja sama dan terjalin dalam dalam kasih yang universal.
Api Roh Kudus mempunyai kekuatan mempersatukan segala perbedaan yang menjadi ganjalan dalam hidup manusia. Lidah-lidah api yang turun atas para rasul membuat mereka mampu berbicara dengan bahasa yang bisa dipahami semua orang.Orang-orang dari berbagai bangsa dan bahasa, mengerti apa yang dibicarakan para rasul. Inilah simbol kesatuan itu. Masih ingat kisah menara Babel. Kesombongan manusia membuat Allah menghukum mereka dengan mengacaukan bahasa mereka. Dalam peristiwa Roh Kudus, hukuman itu dicabut. Manusia yang berbeda-beda itu dijadikannya satu, saling memahami dan mengerti dalam bahasa baru yang disebut BAHASA KASIH.Bahasa kasih inilah yang menjadikan seluruh manusia sebagai UMAT ALLAH YANG SATU. Manusia yang berbeda-beda kini dapat bekerja sama dan terjalin dalam dalam kasih yang universal.
3. Api itu Simbol HIDUP
Api memancarkan TERANG. Terang adalah kekuatan Allah yang berlawanan dengan gelap. Bila ada terang, manusia bisa melihat dengan jelas, melakukan segala perbuatan kejujuran dan kebenaran. Manusia menjadi tahu arah hidupnya dan juga bertumbuh.
Demikian juga alam semesta. Binatang dan tumbuh-tumbuhan juga menerima hidup dari terang.
Api memancarkan TERANG. Terang adalah kekuatan Allah yang berlawanan dengan gelap. Bila ada terang, manusia bisa melihat dengan jelas, melakukan segala perbuatan kejujuran dan kebenaran. Manusia menjadi tahu arah hidupnya dan juga bertumbuh.
Demikian juga alam semesta. Binatang dan tumbuh-tumbuhan juga menerima hidup dari terang.
LAGU
Marilah kita
mendengar bacaan-bacaan berikut ini.
1. Bacaan dari Kis 2:1-11
Hening
2. Bacaan dari
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus..
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus..
LAGU
Injil :
Yohanes 20 : 19 – 23
RENUNGAN
Para murid Tuhan Yesus merasakan ketakutan usai peristiwa
kematian Guru yang dihormatinya. Terlihat dari pintu yang dikunci rapat-rapat
dan suasana batin di mana Sang Guru telah dihukum salib, hukuman bagi penjahat
yang dikenakan pemerintah Romawi saat itu. Mau tidak mau keberadaan mereka
sebagai orang yang dekat dengan Tuhan Yesus akan terlihat di mata orang Yahudi.
Apalagi selama kurun waktu 3 tahunan mereka bersama Tuhan Yesus dalam pelayanan
sebelum Tuhan akhirnya disalibkan dan meninggalkan mereka. Itu sebabnya Tuhan
Yesus mendatangi para murid untuk menguatkan dengan berkata di ayat 19 : “Damai sejahtera bagi
kamu”, tak cukup dengan itu, Tuhan Yesus menunjukkan
tangan dan lambungNya kepada para murid serta menghembusi mereka dengan Roh
Kudus (ayat 22). Inilah pencurahan Roh Kudus dari Tuhan Yesus yang pertama kali
kepada para murid sebelum disempurnakan dengan nyala lidah api saat hari
Pentakosta yang disaksikan banyak orang di Yerusalem.
MADAH PENTAKOSTA
Datanglah Roh Ilahi
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.
Datanglah sumber kasih
pelipur hati sedih
pencipta tanpa pamrih.
pelipur hati sedih
pencipta tanpa pamrih.
Kuatkanlah yang lemah
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah.
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah.
Sejukkanlah yang panas
giatkanlah yang malas
lembutkanlah yang ganas.
giatkanlah yang malas
lembutkanlah yang ganas.
O cahaya mulia
penuhilah segera
budi dan hati hamba.
penuhilah segera
budi dan hati hamba.
Tanpa berkat restu-Mu
tiada sesuatu
dapat sungguh bermutu.
tiada sesuatu
dapat sungguh bermutu.
Yang kotor bersihkanlah
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah.
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah.
Tang kaku haluskanlah
yang beku luluhkanlah
yang sesat pulangkanlah.
yang beku luluhkanlah
yang sesat pulangkanlah.
Kami umat-Mu ini
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci
Kami mohon berkat-Mu
agar setia pada-Mu
dan bagahia selalu.
agar setia pada-Mu
dan bagahia selalu.
Amin.
Kita menerima Karunia dari Roh Kudus
Bapa Kami
Doa penutup
Bersyukur
kita boleh merayakan dan mengenang Pentakosta ini, setiap orang yang
merayakannya beroleh semangat keberanian, keteguhan, kesetiaan dan perubahan
untuk hidup dengan motivasi satu, yakni hidup menujukan diri kepada Tuhan
Yesus. Kesatuan pandang dan motivasi pelayanan menjadi berarti saat kita semua
melayani dan dikuatkan karena Tuhan Yesus. Itulah yang menyatukan kita kini,
bahkan mempertemukan kita semua sebagai gereja Tuhan tak hanya di lingkup
lokal-regional, bahkan di lingkup global. Selamat merayakan Pentakosta, Selamat
berbagi keberanian hidup dan selamat menjadi sang Pewarta Keselamatan sampai ke
ujung bumi. Tuhan Yesus membersamai kita. Amin.
LAGU
Nessun commento:
Posta un commento